Logo Bloomberg Technoz

Koreksi harga emas terjadi akibat aksi jual massal (sell-off) yang terjadi di pasar keuangan secara umum. Di bursa salam, misalnya, Wall Street ambruk pada akhir pekan lalu.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ambrol lebih dari 5,5%. Keduanya menempati posisi terendah sejak Mei tahun lalu.

Penyebabnya adalah perang dagang skala global yang sepertinya sudah dimulai. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan pemberlakuan tarif bea masuk resiprokal. Makin besar surplus dagang yang dinikmati suatu negara terhadap AS, maka dikenakan tarif bea masuk lebih tinggi.

Ada lebih dari 60 negara yang terkena tarif resiprokal ini. Asia, Amerika, Eropa, Afrika, hingga Oseania semua kena, tidak pandang bulu.

China adalah salah satu negara yang terkena tarif cukup tinggi, yaitu 54%. Tidak terima dengan keputusan Trump, pemerintahan Presiden Xi Jinping pun membalas dengan memberlakukan tarif bea masuk 34% terhadap seluruh impor dari Negeri Paman Sam.

Saat makin banyak negara yang melakukan kebijakan proteksionistik, maka arus perdagangan dunia akan terpukul. Akibatnya, prospek pertumbuhan ekonomi pun menjadi samar-samar.

Ketika ini terjadi, biasanya investor memilih untuk berburu emas. Akan tetapi, situasinya cukup ekstrem sehingga pelaku pasar juga ikut menjual emas untuk menutupi kerugian di tempat lain.

Analisis Teknikal

Setelah merah pada pekan lalu, bagaimana prediksi harga emas untuk minggu ini? Apakah bisa bangkit atau justru makin terjepit?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,08. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, indikator Stochastic RSI berada di 31,31. Menghuni area jual (short).

Oleh karena itu, investor patut waspada dengan risiko koreksi lebih lanjut. Ada kemungkinan harga emas akan menguji support terdekat di US$ 3.024/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.957/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten ada di US$ 3.113/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 3.132/troy ons.

(aji)

No more pages