Logo Bloomberg Technoz

Sejak kemenangan Trump dalam pemilu tahun lalu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengambil pendekatan pragmatis terhadap Gedung Putih, dengan rutin mengadakan pembicaraan telepon dan menegaskan bahwa Inggris dapat mencapai kesepakatan ekonomi yang memungkinkan negara itu terhindar dari dampak terburuk perang dagang. Pendekatan ini tampak berhasil ketika tarif untuk Inggris masuk dalam kategori terendah.

Namun, politisi Partai Konservatif Andrew Griffith menegaskan bahwa tarif rendah tersebut bukanlah “perlakuan istimewa” dari Trump, mengingat sekitar 125 negara dan wilayah lainnya juga dikenakan tarif dalam kelompok yang sama.

Trump mengatakan pada Rabu lalu bahwa tarif 10% merupakan “ambang batas minimum” bagi seluruh negara dalam rezim tarif baru, yang menurutnya diperlukan untuk membangun kembali industri dalam negeri AS dan menekan negara-negara dengan surplus perdagangan besar terhadap AS. Beberapa negara, seperti China, dikenakan tarif di atas 50%, sementara Uni Eropa terkena tarif umum sebesar 20%.

“Kami senang termasuk dalam kelompok negara dengan perlakuan lebih menguntungkan, tetapi kami akan terus bekerja menjalin kesepakatan dagang demi menghapuskan tarif serta memperdalam hubungan yang sudah ada,” ujar Reynolds kepada Bloomberg. “Itu akan tetap menjadi fokus kami di Inggris.”

Meski demikian, Reynolds mengatakan di Parlemen bahwa para menteri Inggris “tetap memiliki hak untuk mengambil tindakan yang kami anggap perlu” jika kesepakatan tidak tercapai. “Untuk memastikan Inggris memiliki semua opsi di masa depan, hari ini saya meluncurkan permintaan masukan dari para pelaku usaha mengenai dampak potensi tindakan balasan,” ujarnya.

Sebelum pengumuman tarif oleh Trump, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves telah memperingatkan bahwa Inggris masih akan terkena dampak dari sengketa tarif global, meskipun tarif terhadap ekspor Inggris relatif rendah. Pada Kamis pagi, Perdana Menteri Starmer mengatakan kepada para pemimpin bisnis Inggris bahwa pemerintah akan tetap tenang, namun siap membela industri domestik bila diperlukan. Sementara itu, Reynolds mengatakan dalam beberapa wawancara media bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah praktik dumping baja murah.

Sebagian besar pelaku usaha di Inggris mendukung pendekatan non-retaliatif yang diambil Starmer. Lobi industri manufaktur MakeUK menyatakan bahwa “ini bukan waktu yang tepat untuk perang dagang,” sementara kelompok lobi bisnis terbesar di Inggris, Confederation of British Industry, menilai bahwa “reaksi tenang dan bijak” adalah pendekatan yang tepat, karena “tidak ada pemenang dalam perang dagang.”

“Ini adalah maraton, bukan lari cepat. Mendapatkan kesepakatan terbaik untuk Inggris adalah hal yang paling penting,” kata Direktur Jenderal Kamar Dagang Inggris, Shevaun Haviland. “Tarif balasan seharusnya menjadi pilihan terakhir.”

(bbn)

No more pages