Trump menegaskan tarif bea masuk akan sebesar minimal 10% untuk seluruh komoditas dan dari seluruh negara. Untuk China diganjar 34%, Uni Eropa 20%, dan Vietnam 46%. Sementara Indonesia dikenakan tarif bea masuk 32%.
Aksi Trump kemungkinan akan mendapat balasan. Jika terjadi, maka Perang Dagang dalam skala global akan resmi dimulai.
Akibatnya, arus perdagangan global akan terhambat. Pada akhirnya, prospek pertumbuhan ekonomi akan terpukul. Perlambatan atau bahkan resesi adalah risiko yang tidak bisa dikesampingkan.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Dalam kondisi penuh gejolak seperti sekarang, investor cenderung memilih emas untuk mencari selamat. Permintaan emas melesat, harga pun terangkat.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Apakah koreksi akan berlanjut atau bisa bangkit dan mencetak rekor baru?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74,72.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI berada di 73,09. Masih menghuni area beli (long) yang kuat, dan belum sampai titik jenuh.
Hari ini, kemungkinan harga emas menapaki jalur koreksi. Cermati pivot point di US$ 3.145/troy ons, Dari sini, target support terdekat adalah US$$ 3.126/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.168/troy ons. Jika tertembus, maka US 3.196/troy ons akan menjadi target paling optimistis.
(aji)

































