“Kita akan jauh lebih baik daripada mereka terhadap kita, tapi ini adalah uang yang besar bagi negara,” ujar Trump.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa kebijakan tarif ini akan menargetkan kelompok yang ia sebut sebagai ‘Dirty 15’, yaitu sejumlah negara dengan hambatan tarif dan non-tarif yang signifikan serta berkontribusi besar terhadap volume perdagangan AS.
Meskipun Bessent tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut, laporan Bloomberg Economics menunjukkan bahwa 15 mitra dagang AS – sembilan di antaranya berada di Asia – menyumbang lebih dari 75% dari total impor AS. Negara-negara ini juga tercantum dalam dokumen administrasi terbaru yang mengundang masukan publik mengenai praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.
Pemerintahan Trump mengindikasikan bahwa tarif timbal balik ini dapat menjadi titik awal negosiasi perdagangan di masa depan. Sikap ini mendorong banyak negara untuk segera menawarkan konsesi dan memperkuat hubungan dagang mereka dengan AS. Namun, Trump juga menegaskan bahwa pengecualian dalam kebijakan tarif ini akan sangat terbatas.
(bbn)































