Logo Bloomberg Technoz

US$85.000, yang menunjukkan adanya akumulasi oleh investor besar," kata Fyqieh dalam keterangannya.

Ia menambahkan bahwa sentimen bullish dapat kembali jika Bitcoin mampu mempertahankan level kunci di atas US$88.000 dan menembus resistance US$90.000 dalam beberapa hari mendatang. Namun, jika tekanan jual berlanjut, level support di US$84.736 dan US$81.162 menjadi titik kritis yang perlu diperhatikan.

"Harga Bitcoin cenderung mengisi kesenjangan harga pada pasar CME, dengan rentang antara US$84.000 - US$86.000. Secara historis, BTC sering kali kembali ke level ini sebelum melanjutkan pergerakan bullish," sambungnya.

Momentum Beli di Tengah Volatilitas

Terlepas dari penurunan harga, beberapa investor melihat situasi ini sebagai peluang beli. MicroStrategy, perusahaan yang dikenal aktif dalam akumulasi Bitcoin, baru-baru ini membeli 6.911 BTC senilai US$584 juta. Pembelian besar ini sempat memberikan dorongan positif bagi pasar sebelum kembali dilanda volatilitas tinggi.

Wan Iqbal Chief Marketing Officer Tokocrypto menyarankan investor untuk tetap mempertimbangkan investasi dalam kripto dengan strategi yang bijak. "“Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk meraih keuntungan di masa depan," kata Iqbal.

Menjelang Idul Fitri, masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola Tunjangan Hari Raya (THR). Sebagian dari THR dapat dialokasikan ke dalam investasi, termasuk aset kripto yang memiliki potensi untuk melindungi nilai aset dari inflasi.

"Sebagian dari THR bisa dialokasikan untuk investasi, baik di aset kripto maupun instrumen lain yang sesuai dengan profil risiko. Dengan begitu, kita tidak hanya membelanjakan dana, tetapi juga merencanakan keuangan dengan lebih baik untuk masa depan," pungkasnya.

(lav)

No more pages