Sedangkan dolar Taiwan melemah 0,08% bersama rupiah yang tergerus 0,12%.
Tekanan yang dialami oleh rupiah pagi ini berlangsung ketika indeks saham kembali terlempar ke zona merah, terseret sentimen global. IHSG dibuka turun 0,15% setelah kemarin mencatat penguatan hampir 4% disokong kembalinya investor asing terdorong sentimen dividen emiten-emiten kakap.
Sedangkan di pasar surat utang, pergerakan harga SUN bervariasi setelah rebound sehari sebelumnya. Yield 2Y masih naik 2,1 bps pagi ini kini di 6,758%. SUN tenor 5Y juga naik 1,7 bps.
Namun, yield SUN acuan 10Y turun tipis 0,4 bps kini di 7,122% bersama tenor 11Y yang terpangkas 3,8 bps menjadi 7,210%.
Ketidakpastian pasar global kembali meningkat mendekati tenggat waktu pemberlakuan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump pada awal bulan April.
Pengumuman terbaru dari Trump soal pengenaan tarif 25% pada semua mobil yang tidak diproduksi di AS berlaku mulai 2 April, membuat pasar kembali gelisah.
Meski, Trump mengatakan bahwa pengumuman tarif balasan terhadap semua negara pada 2 April nanti akan lebih rendah dari perkiraan pasar. Indeks dolar AS ditutup menguat 0,35% dan pagi ini melanjutkan penguatan dengan bergerak di kisaran 104,63.
Lanskap global itu seolah menyalakan lagi sentimen risk-off yang akan menekan aset-aset di emerging market.
Secara teknikal nilai rupiah sudah menembus level support terdekat di Rp16.600/US$. Target pelemahan kedua akan tertahan di Rp16.650/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, rupiah berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp16.700/US$ sebagai support paling terkuatnya untuk sementara.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp16.550/US$ dan selanjutnya Rp16.480/US$ secara potensial.
(rui)






























