Dalam konteks yang terjadi di pasar Indonesia hari ini, kenaikan imbal hasil surat SUN menyusul terjadinya defisit APBN pada Februari, menggiring para investor memburu proteksi atas kemungkinan terjadinya default.
Credit Default Swap merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed premium) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit event.
Bukan hanya harga surat utang yang tertekan. Harga saham juga tergerus. IHSG ditutup turun 0,11% di level 6.657 sampai penutupan sesi pertama perdagangan.
Adapun pergerakan rupiah, cenderung stabil setelah dibuka melemah pagi tadi di Rp16.460/US$. Pada pukul 11:36 WIB, rupiah bergerak di kisaran Rp16.407/US$.
Dalam paparannya di Konferensi Pers APBNKita pada Kamis hari ini, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati membeberkan, penerimaan pajak sampai akhir Februari 2025 mencapai Rp187,8 triliun.
Angka itu turun tajam dibandingkan penerimaan pajak pada akhir Februari 2024 lalu yang angkanya mencapai Rp269,02 triliun.
Alhasil, bila menghitung secara tahunan, sampai akhir Februari 2025, penerimaan pajak Indonesia anjlok sebesar Rp81,22 triliun atau turun hingga 30,19% year-on-year.
Adapun realisasi APBN sampai akhir Februari tercatat defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap PDB.
Defisit itu berasal dari pendapatan negara yang mencapai Rp316,9 triliun, lebih kecil dibanding belanja negara sebesar Rp348,1 triliun.
Antisipasi pasar
Chief Economist Trimegah Securities Fakhrul Fulvian mengatakan, pasar akan menunggu petunjuk dari paparan APBNKita dari beberapa hal. Pertama, strategi penerimaan pajak, juga kelanjutan penerapan sistem Core Tax.
Lalu, "Strategi drawdown Makan Bergizi Gratis dan program pemerintah lainnya," kata Fakhrul kepada Bloomberg Technoz, Kamis pagi sebelum pengumuman APBNKita dilangsungkan.
Ketiga, strategi pembiayaan. "Pasar saat ini melihat opsi pemerintah untuk menerbitkan dollar bond sebagai bagian dari strategi pembiayaan akan jadi hal yang baik, karena membantu meringankan likuiditas rupiah dalam negeri dan meningkatkan cadangan devisa di waktu yang sama," kata Fakhrul.
Pengumuman kinerja fiskal RI hari ini memang menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar karena sudah terlambat dari jadwal yang biasanya dilakukan.
Para analis dan ekonom mengantisipasi adanya perubahan dalam angka penerimaan pajak yang diperkirakan akan berdampak pada angka penerimaan negara. Kinerja APBNKita pada awal tahun juga akan memotret efek dari penerapan berbagai kebijakan 'besar' yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pada awal tahun, Presiden Prabowo memutuskan membatalkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada detik-detik akhir yang membuat adanya potensi penurunan pendapatan pajak sekitar Rp70 triliun.
Pada saat yang sama, Pemerintah RI juga melanjutkan paket insentif untuk mendukung daya beli masyarakat termasuk di antaranya pemberian diskon tarif listrik.
Bukan cuma itu, pada Januari lalu juga Presiden Prabowo meneken beleid yang menjadi 'gong' pemangkasan anggaran Kementerian/Lembaga serta Transfer ke Daerah, senilai lebih dari Rp300 triliun.
Para analis pasar mengantisipasi pula dampak dari penerapan program prioritas pemerintah baru, seperti Makan Bergizi Gratis, yang mulai dilakukan pada awal tahun.
(rui)

































