Logo Bloomberg Technoz

“Jika ekonomi memburuk, simpati bisa beralih ke kubu Duterte,” kata Bob Herrera-Lim, Managing Director di Teneo, sebuah firma konsultasi risiko. “Bagi Marcos, ini adalah langkah yang diperhitungkan untuk menyingkirkan Duterte sebagai lawan utama mereka.”

Namun, konflik politik ini dapat merusak kepercayaan bisnis dan rumah tangga, menghambat pertumbuhan ekonomi Filipina. Indeks saham utama Filipina anjlok lebih dari 2% pada Selasa, menjadi yang terburuk di antara indeks ekuitas Asia dan penurunan terbesar sejak 31 Januari.

Bagi Duterte, yang berusia 79 tahun, langkah berikutnya adalah menghadapi tuduhan di ICC atas kebijakan perang melawan narkobanya yang menewaskan lebih dari 6.000 orang. Awalnya, Marcos menolak bekerja sama dengan ICC, tetapi sikapnya berubah tahun lalu setelah hubungannya dengan Sara Duterte memburuk akibat perbedaan kebijakan.

Di sisi kebijakan luar negeri, Marcos semakin mendekat ke AS untuk menghadapi China di Laut China Selatan, yang bertolak belakang dengan pendekatan Duterte yang lebih pro-Beijing. Di bawah Marcos, Filipina kerap bersitegang dengan China dan mengizinkan AS memperluas kehadiran militernya di negara itu.

Duterte, mantan Wali Kota Davao City di Mindanao, dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang kasar dan retorika penuh sumpah serapah. Selama masa kepresidenannya yang berakhir pada 2022, ia kerap menentang kritik dari negara-negara Barat. Popularitasnya tetap tinggi meski kebijakan anti-narkobanya yang brutal akhirnya menyeretnya ke dalam proses hukum.

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditahan di Pangkalan Udara Villamor di Manila. (Partido Demokratiko Pilipino/Getty Images via Bloomberg)

“Penangkapan Duterte adalah eskalasi paling dramatis dalam perseteruannya dengan mantan sekutunya, Marcos,” kata Dereck Aw, analis senior di Control Risk.

Duterte sempat mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung Filipina untuk membatalkan perintah penangkapannya, dengan alasan bahwa “permintaan penangkapan dari pihak asing tidak memiliki efek hukum otomatis” di Filipina. Namun, Marcos menegaskan bahwa ia harus mematuhi komitmen Filipina terhadap Interpol, organisasi kepolisian internasional.

Sara Duterte mengecam langkah Marcos, menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap kedaulatan negara.

“Hari ini, pemerintah kita sendiri telah menyerahkan warga negaranya — bahkan mantan presiden sekalipun — kepada kekuatan asing,” katanya dalam pernyataan resmi. “Ini adalah penghinaan terang-terangan terhadap kedaulatan kita dan penghinaan bagi setiap warga Filipina yang percaya pada kemerdekaan negara ini.”

Sara Duterte sebelumnya dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai sekutu Marcos bulan lalu atas tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap Marcos dan menyalahgunakan dana publik, tuduhan yang telah ia bantah.

Ketiadaan reaksi publik yang besar terhadap penahanan Duterte bisa memberi alasan bagi pemerintahan Marcos untuk menekan Senat agar mendukung pemakzulan Sara, menurut Herrera-Lim dari Teneo.

“Ini meningkatkan kemungkinan bahwa pemerintah akan berusaha menekan senator agar menghukum Sara Duterte,” katanya.

Pada Selasa malam, ratusan pendukung Duterte menggelar aksi demonstrasi dan doa bersama di dekat bandara tempat ia ditangkap. Di Mindanao, ribuan orang juga turun ke jalan memprotes penangkapannya. Di sisi lain, di Manila, para aktivis HAM dan keluarga korban kebijakan anti-narkoba Duterte berkumpul untuk menyambut keputusan tersebut.

“Perubahan dinamika kekuasaan dan runtuhnya aliansi Marcos-Duterte membuat Duterte semakin rentan,” kata Phil Robertson, Direktur Asia Human Rights and Labour Advocates. “Dan tampaknya, ia adalah orang terakhir yang menyadari hal itu.”

(bbn)

No more pages