"Saya tidak melihat itu terjadi. Saya pikir negara ini akan berkembang pesat," katanya. Trump juga menepis kejatuhan pasar saham dengan menyatakan bahwa pasar "akan naik dan turun."
Namun, hanya beberapa jam setelah pernyataan tersebut, Trump memberi peringatan kepada para eksekutif dalam pertemuan Business Roundtable bahwa tarif bisa meningkat lebih jauh. Menurutnya, kenaikan tarif justru akan mendorong perusahaan untuk memindahkan operasinya ke dalam negeri.
"Keuntungan terbesar bukan pada tarif itu sendiri—meskipun jumlahnya besar—tetapi keuntungan terbesar adalah ketika mereka pindah ke negara ini dan mulai memproduksi di sini," ujar Trump.
Selain tarif impor, kebijakan lain Trump seperti ancaman deportasi massal dan pemotongan anggaran federal oleh Elon Musk juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS. Para ekonom memperingatkan bahwa tarif yang terus meningkat akan menaikkan harga bagi konsumen, memicu aksi balasan dari negara lain yang bisa merugikan eksportir AS, dan secara keseluruhan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Tiga negara yang menjadi target utama kebijakan tarif Trump sejauh ini—China, Meksiko, dan Kanada—adalah mitra dagang terbesar AS. Pada Selasa, Kanada menjadi sasaran utama setelah mengumumkan kebijakan balasan berupa tarif pada produk susu dan barang-barang AS lainnya, serta kenaikan harga listrik ekspor.
Geram dengan rencana tersebut, Trump mengancam akan menggandakan tarif logam dari Kanada dan memperingatkan bahwa ia bisa menaikkan tarif lebih tinggi lagi jika Ottawa tidak melonggarkan kebijakan proteksinya terhadap industri susu domestik.
Tarif ini, menurut Trump, akan "pada dasarnya menutup industri manufaktur otomotif di Kanada secara permanen."
Beberapa jam kemudian, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perdana Menteri Ontario Doug Ford mengumumkan pertemuan di Washington pada Kamis (13/03/2025) mendatang. Ontario juga sepakat untuk menangguhkan rencana penambahan biaya listrik ke AS.
"Ketika Anda bernegosiasi dengan seseorang yang tidak setuju dan tidak mendengarkan, presiden—yang merupakan negosiator terbaik—harus berkata, ‘Ini tanggapan saya,’" kata Lutnick dalam wawancara dengan CBS News.
Pasar AS sedikit pulih setelah kabar ini, namun indeks S&P 500 tetap ditutup melemah, memperpanjang kerugiannya dalam pekan ini menjadi sekitar 3,5%. Obligasi pemerintah AS juga mengalami penurunan.
Namun, peredaan ketegangan ini mungkin hanya bersifat sementara. Tarif 25% atas impor baja dan aluminium akan mulai berlaku tengah malam, diikuti dengan gelombang kebijakan tarif lainnya bulan depan. Kebijakan tersebut termasuk tarif "resiprokal", yang akan menyesuaikan dengan hambatan perdagangan yang diterapkan negara lain terhadap AS, serta tarif pada berbagai produk spesifik seperti otomotif, semikonduktor, dan kayu.
Sifat perang dagang Trump di periode keduanya yang penuh perubahan dan tidak terduga—dengan keputusan yang sering bergantung pada keinginannya sendiri—membuat ketidakpastian bagi dunia usaha dan pasar. Selasa bukan kali pertama Trump mengguncang pasar dengan kebijakan tarif yang berubah-ubah.
Dalam beberapa pekan terakhir, ia menerapkan tarif 25% pada barang-barang Kanada dan Meksiko, lalu menunda penerapannya selama sebulan, kemudian memberlakukannya pekan lalu, sebelum kembali menawarkan pengecualian dalam hitungan hari.
"Ini jauh berbeda dari pemerintahan pertamanya," kata Marc Short, mantan kepala staf Wakil Presiden Mike Pence. "Salah satu tantangan terbesarnya adalah pasar melihat ini sebagai bagian dari gertakan Trump dalam negosiasi, tetapi ternyata bukan."
Para pemimpin bisnis telah memperingatkan dampak kebijakan ini. Kanada adalah sumber utama aluminium bagi industri AS, dan beberapa pabrik mobil di Ontario yang terancam ditutup oleh Trump sebenarnya dimiliki oleh perusahaan otomotif Amerika.
Berbicara di hadapan Kongres pekan lalu, Trump mengakui bahwa transformasi ekonomi besar yang ia dorong—terutama untuk membawa kembali lapangan kerja manufaktur ke AS dan mengurangi peran pemerintah federal—bisa menimbulkan gejolak. Beberapa pejabatnya, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, juga menyatakan bahwa kebijakan ini akan membawa "rasa sakit".
Tindakan balasan dari negara lain atas tarif Trump bisa semakin memperburuk dampak kebijakan ini. Ontario menjual listrik ke beberapa negara bagian AS seperti New York, sehingga pajak tambahan akan menambah tekanan pada anggaran rumah tangga AS yang sudah terbebani inflasi tinggi.
Sebagian besar ekonom belum melihat risiko resesi AS dalam waktu dekat, tetapi beberapa indikator peringatan mulai muncul, seperti melemahnya belanja konsumen dan meningkatnya ketidakpastian di kalangan pelaku usaha kecil. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,1% bulan lalu, meskipun perekrutan tenaga kerja tetap kuat. Sementara itu, kebijakan pemangkasan birokrasi federal oleh Musk menambah risiko pada sektor ketenagakerjaan.
Trump mengklaim kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan sektor swasta dan kembali membelanya pada Selasa.
"Kami mengalami beberapa kendala kecil, bukan kendala besar," katanya. "Tapi kami telah menghemat jumlah uang yang luar biasa untuk masa depan."
(bbn)






























