Logo Bloomberg Technoz

Menanggapi situasi ini, Wang menegaskan bahwa hubungan China dengan Rusia tidak akan terpengaruh oleh dinamika eksternal.

“Persahabatan China-Rusia tidak akan berubah,” katanya. “Hubungan ini adalah elemen konstan di dunia yang penuh gejolak, bukan sekadar variabel dalam permainan geopolitik.”

Wang juga kembali menyuarakan dukungan China terhadap perundingan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina, tetapi menghindari pertanyaan apakah Beijing akan mengirim pasukan penjaga perdamaian.

Presiden China, Xi Jinping, sebelumnya telah menegaskan kembali kemitraannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bulan lalu, bertepatan dengan peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pemulihan hubungan Moskow dengan Washington tidak akan merusak hubungan bilateral China-Rusia. Meskipun China secara terbuka mendukung pembicaraan AS-Rusia untuk mengakhiri perang, Beijing tetap waspada terhadap kemungkinan dirinya menjadi target utama kebijakan luar negeri Washington setelahnya.

Terkait hubungan China dengan Eropa, Wang menekankan pentingnya peningkatan komunikasi di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Selama bertahun-tahun, China berusaha menjalin hubungan erat dengan Eropa sebagai penyeimbang pengaruh AS, menjadikan Uni Eropa sebagai mitra strategisnya. Salah satu pencapaian diplomatik terbesar mantan Presiden AS, Joe Biden, adalah menjauhkan Brussel dari Beijing.

Namun, kebijakan Trump yang tampaknya meninggalkan Ukraina menimbulkan kegelisahan di Eropa, yang pada akhirnya membuka peluang bagi China. Jika Jerman, Prancis, dan negara-negara utama lainnya menjadi lebih terbuka terhadap ekspor China, hal itu bisa menjadi penyelamat bagi Xi di tengah ancaman tarif AS yang semakin tinggi.

China sejauh ini mengambil pendekatan hati-hati terhadap kebijakan Trump, mengingat kondisi ekonomi domestik yang masih lemah akibat rendahnya permintaan dan krisis sektor properti. Beijing merespons tarif AS dengan langkah-langkah yang ditargetkan secara spesifik, tetapi tetap menyisakan ruang untuk negosiasi, meskipun tanda-tanda ketidaksabaran mulai terlihat.

Ketika ditanya mengenai kebijakan "America First" yang diusung Trump, Wang menegaskan bahwa negara besar tidak seharusnya mementingkan kepentingan sendiri di atas prinsip global atau menindas pihak yang lebih lemah.

(bbn)

No more pages