Tantangan yang masih harus dibuktikan oleh Indonesia adalah menyediakan iklim investasi, tenaga kerja mumpuni, hingga infrastruktur sejalan dengan keinginan menumbuhkan industri manufaktur berbasis teknologi tinggi.
"Indonesia meminta investasi yang bernilai tambah tinggi sedangkan kita belum siap," tutur dia.
Bahkan sebelumnya Kemenperin melalui Juru Bicaranya Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perkiraan nilai investasi Apple untuk membangun pabrik AirTags di Batam hanya sebesar US$200 juta, atau sekitar Rp3,25 triliun.
Perkiraan tersebut berdasarkan hasil asesmen teknokratis internal yang dilakukan Kemenperin. Dengan demikian, hasil itu menunjukkan total nilai investasi Apple tersebut masih jauh dari US$1 miliar (Rp16 triliun).
"Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$200 juta," kata Febri dalam siaran resminya. dikutip Jumat (24/1/2025).
Dalam kesepakatan dengan Kemenperin, Apple juga tetap menyertakan program Apple Academy sebagai bagian dari investasinya. Padahal, sebelumnya negosiasi antara kedua pihak berlangsung alot karena Indonesia menginginkan investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang lebih konkret di sektor manufaktur dan teknologi tinggi.
Sekadar catatan, perjalanan tarik ulur Apple dengan pemerintah Indonesia terjadi pada Oktober 2024 lalu, di mana saat itu pemerintah melalui Kemenperin menolak mengeluarkan izin penjualan iPhone 16 series dengan alasan Apple belum memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diwajibkan untuk perangkat elektronik seperti smartphone dan tablet.
Sebagai respons, Apple menawarkan investasi sebesar US$1 miliar, yang kemudian disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, Kemenperin tetap mempertahankan larangan tersebut bulan lalu demi mendapatkan kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Namun, dengan kesepakatan yang telah terjadi hari ini Kemenperin membuka peluang untuk sertifikat TKDN perangkat Apple segera terbit. Meski begitu Agus tidak memberikan kepastian waktu.
"Dengan selesainya perundingan antara Kemenperin dengan Apple dalam MoU, proses penerbitan sertifikat TKDN untuk Apple bisa dimulai,” imbuh dia. “[Detail waktu] Sesegera mungkin."
Apple Academy Baru Hadir di Indonesia
Susan Prescott, Vice President of Worldwide Developer Relations Apple mengumumkan pendirian akademi baru di Tuban, Bali. Menjadi Apple Developer Academy ke-4 yang hadir di Indonesia dan bakal menampung 100 pelajar di kelas perdana.
Apple Developer Academy, lanjut Prescott, bertujuan membantu para pengembang, pelajar, dan pengusaha memperoleh keterampilan yang mereka butuhkan dalam merintis karier di industri aplikasi iOS.
Siswa akan mengikuti program selama 9 bulan dengan kurikulum dasar-dasar pengkodean, desain, keterampilan pemasaran, serta lainnya. Apple juga akan memberi pengetahuan seputar kecerdasan buatan.
"Kelas pertama di Apple Developer Academy di Bali terdiri dari peserta dari berbagai latar belakang, berusia 18 hingga 56 tahun dan berasal dari 32 kota di seluruh Indonesia, dengan banyak pelajar berasal dari Bali," jelas Apple dalam keterangan resmi, Senin (3/3/2025). Akademi ini juga membuka diri untuk bagi pelajar internasional dari 11 negara lain.
Akademi Apple sebelumnya hadir di Jakarta tahun 2018, dilanjutkan dengan Surabaya dan Btam dengan total peserta lebih dari 2.500 calon developer.
(wep)






























