Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, Trump menuduh Zelenskiy tidak menghormati Amerika Serikat. Keduanya seharusnya menandatangani kesepakatan terkait eksploitasi sumber daya mineral Ukraina, tetapi Zelenskiy meninggalkan Gedung Putih tanpa menyepakati perjanjian tersebut. Trump juga menuduh Zelenskiy belum siap untuk berdamai.

Dukungan dari Para Pemimpin Eropa

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menjadi salah satu pemimpin pertama yang menyatakan dukungan kepada Zelenskiy dan Ukraina melalui media sosial. "Kalian tidak sendirian," tulisnya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa juga menyatakan solidaritas dalam unggahan bersama mereka.

"Martabat Anda mencerminkan keberanian rakyat Ukraina. Jadilah kuat, berani, dan pantang menyerah. Kalian tidak pernah sendirian. Kami akan terus bekerja sama dengan Anda demi perdamaian yang adil dan abadi," tulisnya.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan, "Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian selain rakyat Ukraina sendiri."

Sementara itu, Friedrich Merz, pemimpin konservatif Jerman yang diperkirakan akan menggantikan Scholz setelah kemenangan partainya dalam pemilu pekan lalu, menambahkan:

"Kami berdiri bersama #Ukraina, baik di saat baik maupun sulit. Kita tidak boleh membingungkan siapa agresor dan siapa korban dalam perang mengerikan ini."

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang mendukung Ukraina tetapi juga memiliki hubungan erat dengan Trump, mencoba bersikap lebih diplomatis. Ia mengusulkan pertemuan puncak antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutu untuk membahas bagaimana menghadapi tantangan global saat ini, terutama perang di Ukraina.

"Setiap perpecahan di dunia Barat hanya akan membuat kita semakin lemah dan menguntungkan mereka yang ingin melihat peradaban kita runtuh," ujar Meloni dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas, mantan Perdana Menteri Estonia, lebih tegas dalam menyampaikan sikapnya. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak lagi bisa menjadi pemimpin dunia bebas.

"Hari ini, menjadi jelas bahwa dunia bebas membutuhkan pemimpin baru. Kini, tantangan itu ada di tangan kita, orang-orang Eropa," ujarnya.

"Kami akan meningkatkan dukungan kepada Ukraina agar mereka dapat terus melawan agresor."

Para pemimpin dari Belgia, Kroasia, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Irlandia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Belanda, Portugal, Slovenia, Spanyol, dan Swedia juga menyampaikan dukungan mereka kepada Ukraina.

Namun, di tengah gelombang solidaritas ini, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang dikenal sebagai sekutu Trump, justru mendukung Presiden AS.

"Pemimpin kuat menciptakan perdamaian, pemimpin lemah menciptakan perang," tulis Orban di X.

"Hari ini, Presiden @realDonaldTrump dengan berani memperjuangkan perdamaian, meskipun sulit diterima oleh banyak pihak. Terima kasih, Tuan Presiden!"

(del)

No more pages