
Yongchang Chin - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak melemah untuk ketiga kalinya dalam empat hari terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif baru terhadap dua mitra dagang utama Amerika Serikat. Ancaman ini mengguncang pasar dan mendorong penguatan dolar.
West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level US$70 per barel, setelah naik lebih dari 2% pada Kamis (27/02/2025), sementara Brent ditutup sedikit di atas US$74 per barel. Trump menegaskan rencananya untuk mengenakan tarif pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 4 Maret, termasuk potensi tarif 10% untuk produk energi dari Kanada. Jika diberlakukan, kebijakan ini bisa meningkatkan biaya pembelian minyak mentah, sementara tarif lebih tinggi pada barang lain berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan energi.
Minyak mentah masih berada di jalur pelemahan selama enam pekan berturut-turut akibat data ekonomi yang lemah, memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan global. Trump juga menaikkan tarif terhadap China, yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia. Dari sisi pasokan, ekspor minyak melalui jalur pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak berpotensi kembali beroperasi, meskipun OPEC+ diperkirakan akan menunda peningkatan produksi.
Penguatan dolar AS sebesar 0,6% pada Kamis juga turut mengurangi daya tarik komoditas bagi banyak pembeli.






























