Logo Bloomberg Technoz

Dalam perjalanan karirnya, Rosan juga pernah terpilih sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk periode 2015—2020. Kemudian, pada 2021 Rosan diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat.

Bagaimana jejak Rosan di investasi dunia tambang?

Jejak Rosan dalam bisnis pertambangan bisa terlihat melalui PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan milik keluarga Bakrie.

Di perusahaan itu, Rosan pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Komisaris Independen. Namun, dia mundur dari jabatan tersebut saat ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS pada Oktober 2021.

Rosan juga pernah menjabat sebagai Komisaris anak usaha BUMI yakni di PT Arutmin Indonesia dan Komisaris PT Kaltim Prima Coal (KPC), serta Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).

Di luar sektor pertambangan, Rosan pernah menjabat sebagai Kepala Pemantauan Kreditur Capitalinc Finance Tbk pada 2003 hingga 2005 dan Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiun Indonesia Tbk (Bank BTPN) pada 2005–2007.

Kemudian, dia juga pernah menjadi anggota Dewan Penasihat PT Lupita Amanda serta Komisaris Lativi Mediakarya atau TV One.

Saat ini, Rosan tercatat sebagai salah satu pemegang saham sekaligus sebagai Presiden Komisaris di PT Recapital Advisors, perusahaan holding investasi yang menjadi induk usaha Recapital Group. Recapital Group merupakan bisnis multisektoral yang didirikan Roslan bersama Sandiaga Uno.

Rosan juga merupakan pendiri PT Palapa Nusantara Berdikari. Di sisi lain, Rosan bersama Erick Thohir dikenal sebagai orang Indonesia yang pernah mengakuisisi klub sepak bola dunia, Inter Milan.

Dalam dunia politik, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Rosan bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf dan menjabat sebagai Wakil Ketua TKN.

Pada gelaran Pilpres 2024, nama Rosan Roeslani kembali tercatat sebagai tim pemenangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Namun, dia kali ini mendapatkan tugas penting, yakni menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Mendapat tugas penting, Rosan pun mengajukan permohonan pengunduran diri dari jabatan Wamen BUMN kepada Presiden Jokowi.

Rosan juga tercatat memegang posisi sebagai Ketua Satgas Cipta Kerja Omnibus Law, sebuah UU yang ditentang banyak orang pada 2019 lalu. Pada Juli 2023, Rosan diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama PT Pertamina Persero.

CEO Danantara, Rosan Roeslani (Tengah). (Bloomberg Technoz/Azura Yunma)

Kepala Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi sebelumnya mengungkapkan Rosan akan dibantu oleh Pandu Sjahrir di holding investasi dan Dony Oskaria pada holding operasional dalam mengurus Danantara.

“Nanti Danantara dipimpin Rosan Roeslani dibantu Pandu Sjahrir dan Dony Oskaria. Dony sebagai holding operasional dan Pandu akan pegang holding investasi,” kata Hasan di Istana Negara, Senin (24/2/2025).

Dalam jajaran kepengurusan Danantara, Menteri BUMN Erick Thohir akan menjadi Ketua Dewan Pengawas sementara Wakil Dewan Pengawas diemban oleh Muliaman Hadad.

Danantara akan menjadi badan yang mengkonsolidasikan dan mengelola aset-aset BUMN besar. Tujuh BUMN tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT MIND ID.

Total tujuh aset BUMN itu atau yang akan dikelola Danantara ditaksir mencapai Rp9.600 triliun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Indonesia yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah Rp22.139 triliun.

Dengan demikian, aset di bawah kelolaan (Asset Under Management/AUM) Danantara adalah 43,36% dari perekonomian Tanah Air.

Dari sisi pendanaan, tujuh BUMN tersebut secara historis merupakan penyumbang dividen terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pada 2023, tujuh BUMN itu menyumbang dividen kepada negara sekitar Rp73 triliun sementara pada 2024 diperkirakan bisa mencapai Rp76 triliun. Jumlah itu merupakan 90% dari total setoran dividen BUMN ke APBN.

(mfd/wdh)

No more pages