Logo Bloomberg Technoz

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Januari tercatat 0,5%. Juga lebih tinggi dibandingkan Desember 2024 yaitu 0,4%.

Perkembangan ini menjadi kode keras bahwa inflasi di AS masih ‘bandel’. Sepertinya butuh waktu untuk menjinakkan inflasi ke arah 2% yang ditargetkan bank sentral Federal Reserve.

“Soal inflasi, kita sudah semakin dekat tetapi belum sampai di tujuan. Kami akan bersabar sebelum melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut,” tegas Jerome ‘Jay’ Powell, Gubernur The Fed, dalam paparan di hadapan House of Representatives, seperti dikabarkan Bloomberg News.

Sepanjang 2024, The Fed sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin (bps). Tahun ini, dengan kekhawatiran percepatan laju inflasi, sepertinya pemotongan sulit untuk mencapai sebanyak itu.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Bagaimana dengan proyeksi harga emas hari ini? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih setia di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 76,91.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).

Hawa overbought makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang ada di 89,77. Sudah di atas 80, sudah jenuh beli.

Oleh karena itu, investor perlu waspada karena harga emas berisiko melemah. Target support terdekat adalah US$ 2.896/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.866/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten ada di US$ 2.910/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 2.930/troy ons.

(aji)

No more pages