“Angka yang kita ambil untung baserate tidak asal-asalan kita sudah ambil dari rumah sakit, representasi milik swasta, pemerintah, polonya, berapa sih tarif standar paling baik. Kita juga sudah bandingkan dengan luar negeri, kalau sekarang jangan ada membebani masyarakat terlalu banyak dan jangan juga merugikan rumah sakit, titik keseimbangan harus putuskan dengan wise, supaya jangan terlalu memihak satu sisi. Sekarang BPJS under a lot of pressure, karena sekarang BPJS sebagai penyeimbang. Ini proses akan panjang nggak akan langsung, nanti akan tau dalam masa transisi,” ungkap Menkes Budi.
Proses pengubahan tarif ini sudah dalam tahap review pembentukan tarif. Dan diharapkan Maret 2025 bisa selesai.
“Tujuan agar inflasi kesehatan terkandali 10-15 tahun ke depan, kalau tidak akan berat sekali bebannya untuk negara karena belanja kesehatan akan berat,” ujarnya.
Untuk itu, Menkes Budi pun meminta bantuan DPR RI untuk menyetujui dan mendorong hal ini. Ia pun mengatakan ada 2 poin yang ditekankan agar DPR mau membantu.
- porsi asuransi kesehatan payment kecil, BPJS 27%, swasta 5%, jadi baru 32% dari belanja kesehatan tiap tahunan, itu dikeluarkan lewat asuransi itu harusnya naik sampaii 80%-90% sehingga kita memiliki tenaga mendorong balik agar harga yang diberikan suplier reasonable.
- Memang pada saat porsi besar, pengalaman kita harusnya lebih banyak porsi pemerintah, BPJS harusnya lebih besar, contoh negara di Amerika Serikat, kalau asuransi swasta ada permainan dengan rs, dokter, farmasi, dan terkena rakyatnya dan negara belanja terlalu tinggi.
“Kalau gak dikontrol dalam 10 tahun ke depan menkes dan menkeu akan problem ini akan menjadi isu politik yang tinggi karena kesehatan dan kematian tinggi prioritas di masyarakat, lebih baik miskin dari pada meninggal. kalau tidak hati-hati bisa kaya Amerika, terlalu dominan sisi suplier side.”
“Sehingga untuk itu kita mau revisi tarifnya, supaya balance (seimbang), agar dokter dan rumah sakit happy, masyarakat juga happy diwakili BPJS untuk menekan balik. Walau begitu saya yakin ini akan terjadi pertarungan terus, pertarungan ini harus dicari keseimbangannya untuk masyakarat,” tutup Menkes Budi.
(spt)
































