Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Kirim Sinyal Bahaya Soal Deflasi Januari 2025

Dovana Hasiana
03 February 2025 18:40

Ilustrasi belanja. (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi belanja. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejumlah ekonom menilai deflasi 0,76% secara bulanan (month-to-month), yang terdalam sejak September 1999, menandakan adanya tekanan pada perekonomian Indonesia. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengatakan, secara umum deflasi dapat menjadi indikasi melemahnya daya beli masyarakat. Terutama, kata dia, jika disebabkan oleh turunnya permintaan agregat akibat ketidakpastian ekonomi atau stagnasi pendapatan. 

"Jika tren ini berlanjut, maka bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi karena bisnis dan industri akan mengalami tekanan akibat rendahnya konsumsi," ujar Rizal saat dihubungi, Senin (3/2/2025). 


BPS melaporkan kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024 melambat jadi hanya tumbuh 4,91% (yoy), dibandingkan 4,93% pada kuartal sebelumnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai deflasi tidak hanya terjadi karena adanya diskon tarif listrik 50% kepada pelanggan rumah tangga daya hingga 2.200 VA selama Januari-Februari 2025.