Logo Bloomberg Technoz

Pemanafaatan gas bumi untuk ekspor secara kumulatif mengalami kenaikan dari 2023 yang sebanyak 1.794 bbtud menjadi 1.905 bbtud pada 2024.

Sebaliknya, pemanfaatan gas untuk kebutuhan domestik turun dari capaian 4.075 bbtud pada 2023 menjadi 3,881 bbtud pada 2024.

Pemanfaatan gas bumi pada 2024./dok. Kementerian ESDM

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mensinyalir pemerintah akan menutup keran ekspor gas alam, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang diproyeksi melonjak dalam 5 tahun ke depan.

Bahlil menyebut kebutuhan gas nasional pada periode 2025—2030 diperkirakan mencapai 1.471 bbtud.

Permintaan gas juga diproyeksikan mengalami kenaikan di setiap regional dengan kebutuhan gas nasional ditaksir menembus 2.659 bbtud pada 2034.

“Menyangkut gas, agar kita tidak defisit terhadap konsumsi, dalam perencanaan kami ke depan, seluruh konsesi gas yang ada di Indonesia akan kami prioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk energi dan bahan baku hilirisasi,” ujar Bahlil dalam acara Peresmian Proyek Strategis Ketenagalistrikan 18 Provinsi di Sumedang, akhir Januari.

Bahlil menyadari keputusan Indonesia dapat direspons negatif oleh negara lain, yang saat ini sedang berburu sumber pasokan LNG lantaran harganya melambung usai terhentinya transit gas Rusia-Ukraina.

“Saya yakin negara lain akan merasa gimana-gimana, karena kita sekarang orientasinya harus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kalau kita belum cukup, kami belum mengizinkan ekspor. Kalau kebutuhan dalam negeri sudah cukup, baru kita akan melakukan ekspor.”

(wdh)

No more pages