Model AI terbaru DeepSeek, yang dirilis pekan lalu, disebut mampu bersaing dengan model dari OpenAI dan Meta. Produk open-source ini, yang didirikan oleh Liang Wenfeng, mantan pemimpin perusahaan dana kuantitatif, kini menduduki peringkat teratas di App Store milik Apple.
“Sudah muncul kekhawatiran bahwa DeepSeek dapat mengganggu model bisnis AI saat ini, yang bergantung pada cip berteknologi tinggi, daya komputasi besar, dan konsumsi energi tinggi,” tulis analis Jefferies dalam catatan kepada klien.
Nvidia selama ini menjadi penerima manfaat utama dari lonjakan belanja di bidang AI, karena cip semikonduktor yang mereka produksi digunakan dalam teknologi tersebut. Meski investasi besar pada AI diperkirakan akan terus berlanjut, investor mulai khawatir jika pengeluaran besar ini tidak memberikan hasil yang memadai.
Pada Jumat lalu, Meta mengumumkan rencana untuk meningkatkan belanja modal pada proyek AI hingga US$65 miliar tahun ini, yang mendorong harga sahamnya ke level tertinggi sepanjang masa. Selain itu, OpenAI, SoftBank Group Corp, dan Oracle Corp juga meluncurkan proyek bersama senilai US$100 miliar bernama Stargate untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI di AS.
Di sisi lain, AS telah melarang ekspor teknologi semikonduktor canggih ke China dalam upaya memperlambat kemajuan AI di negara tersebut. Namun, kemajuan DeepSeek menunjukkan bahwa para insinyur AI di China berhasil mengatasi pembatasan tersebut dengan fokus pada efisiensi sumber daya yang terbatas.
Dalam pernyataannya pada Senin, Nvidia menyebut model AI DeepSeek sebagai “kemajuan luar biasa di bidang AI” dan menegaskan bahwa perusahaan China tersebut tidak melanggar pembatasan AS terkait akses terhadap cip canggih. Nvidia juga menambahkan bahwa proses inferensi, atau pengoperasian model AI, tetap membutuhkan sejumlah besar GPU Nvidia dan jaringan berperforma tinggi.
(bbn)

































