"Kalau di perberasan itu, panen semester pertama itu yang paling besar. Jadi nggak boleh kehilangan momentum panen raya. Paling baik Bulog itu menyerap di semester pertama." ujar Arief.
Secara historis, dalam realisasi pengadaan beras oleh Bulog sepanjang 2024, sebanyak 727 ribu ton atau 57,4% dari total capaian 1,26 juta ton telah diserap selama semester pertama. Puncak penyerapan berada di bulan Mei dengan 393 ribu ton dan April sebanyak 224 ribu ton.
Di sisi lain, Arief mengatakan, pemerintah juga tengah melakukan langkah upscalling Gapoktan (gabungan Kelompok Tani) yang masih dalam proses pelaksanaan.
Menurutnya, penciptaan diferensiasi produksi dengan dukungan pemerintah agar tidak mengandalkan gabah kering panen (GKP) saja juga dapat menumbuhkan kesejahteraan kalangan petani padi.
"Ada tugas lebih penting lagi, yakni jaga harga GKP di tingkat petani di level Rp6.500/kilogram (kg), kata dia. "Di situ fungsi kita menyiapkan dryer (pengering). Sekarang lagi disiapkan bersama teman-teman penggiling padi."
(ain)