Nordström memprediksi bahwa negara-negara di Asia dan Timur Tengah akan meningkatkan dukungan mereka, yang secara otomatis akan memperluas pengaruh mereka dalam kesehatan global. Pada Selasa (21/01/2025), China menunjukkan dukungan cepat terhadap WHO, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa peran lembaga ini "seharusnya diperkuat, bukan dilemahkan."
Uni Eropa juga mendesak AS untuk mempertimbangkan ulang keputusannya, sekaligus menyerukan para anggotanya untuk memperkuat komitmen mereka terhadap WHO.
Berbasis di Jenewa, WHO memiliki peran kunci dalam menangani ancaman kesehatan global. Saat ini, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang berada di Tanzania untuk membantu penanganan wabah virus Marburg, demam berdarah yang mirip dengan Ebola.
Keputusan Trump untuk keluar dari WHO bukanlah hal baru. Pada akhir masa jabatan pertamanya, ia juga sempat mencoba menarik AS dari lembaga ini, dengan alasan bahwa WHO terlalu tunduk pada pemerintah China pada awal pandemi COVID-19. Langkah tersebut menuai kritik luas dari para pendukung kesehatan global dan anggota parlemen dari Partai Demokrat, yang menilai keputusan itu lebih bermotif politik untuk mengalihkan kesalahan atas buruknya penanganan pandemi di AS.
“WHO menipu kita,” ujar Trump, Senin (21/01/2025). “Semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi.”
Anggaran program WHO untuk periode 2022-2023 mencapai US$6,7 miliar, dengan sebagian besar dana dialokasikan untuk tenaga kontrak, staf, serta operasi darurat. Jika AS menarik diri, dampak pertama yang terasa adalah kembalinya staf asal AS yang ditugaskan di WHO. Hal ini dapat menghambat kelancaran operasional organisasi, menurut Nina Schwalbe, CEO Spark Street Advisors.
Schwalbe juga menambahkan bahwa penghentian pendanaan AS dapat menimbulkan kekurangan dana lebih cepat dari perkiraan, mengingat AS membayar dana kepada WHO secara tertunda. “Ini bisa berarti kekurangan dana segera,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, keputusan AS bisa memaksa WHO untuk lebih fokus pada perannya sebagai pembuat norma global, seperti menetapkan standar internasional dan mengembangkan pedoman, kata David Heymann, mantan asisten direktur WHO untuk keamanan kesehatan.
Sementara itu, Yayasan Bill & Melinda Gates, yang juga merupakan salah satu donor terbesar WHO, menegaskan kembali komitmennya terhadap organisasi tersebut. “WHO memainkan peran penting dalam melawan ancaman kesehatan yang berdampak pada semua orang, termasuk warga Amerika,” ujar yayasan tersebut.
Beberapa kritik terhadap WHO, seperti keluhan tentang birokrasi yang memperlambat pengambilan keputusan, bisa menjadi peluang untuk perbaikan. Namun, menurut Marion Koopmans, kepala departemen virologi Erasmus MC, langkah AS untuk keluar sepenuhnya dari WHO justru akan menjadi bumerang.
“Namun keluar sepenuhnya berarti benar-benar berpaling dari dunia,” tegasnya.
(bbn)































