Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Setelah mengecewakan pada 2024, si batu hitam mengawali 2025 di zona merah.

Pada Kamis (2/1/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini dihargai US$ 124,6/ton. Melemah 0,52% dibandingkan penutupan perdagangan sebelum libur Tahun Baru.

Sepanjang 2024, harga batu bara anjlok lebih dari 14%. Tahun ini, tren negatif tersebut belum berhenti.

Padahal batu bara masih mendapat tempat, meski kesadaran akan kelestarian lingkungan meningkat. Konsumsi listrik yang terus tumbuh membuat sejumlah negara harus berpikir ulang soal ‘pensiun dini’ batu bara.

International Energy Agency (IEA) pun berubah pikiran. Organisasi yang berkantor pusat di Paris (Prancis) itu awalnya memperkirakan konsumsi batu bara akan memuncak pada 2024 dan jatuh setelahnya.

Namun dalam laporan terbarunya, IEA memperkirakan konsumsi batu bara masih akan naik hingga 2027. Walau permintaan batu bara di negara-negara Barat turun, tetapi masih meningkat di China dan India.

Pertambangan batu bara./Bloomberg-Ferley Ospina

Analisis Teknikal

Bagaimanakah proyeksi harga batu bara hari ini? Apakah tren negatif akan putus atau malah terus?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 26,44. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

RSI batu bara juga sudah hampir menyentuh 20. Artinya, komoditas ini sudah nyaris jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, sejatinya harga batu bara berpeluang naik. Target resisten terdekat adalah US$ 130/ton yang merupakan Moving Average (MA) 20. Jika tertembus, maka MA-50 di US$ 137/ton bisa menjadi target berikutnya.

Sedangkan target support terdekat ada di US$ 120/ton, Penembusan di titik ini berisiko menyeret harga batu bara turun lagi menuju US$ 117/ton.

(aji)

No more pages