Logo Bloomberg Technoz

Mengacu data realtime Bloomberg di pasar spot, rupiah dibuka turun 0,09% ke level Rp16.305/US$ pada pagi ini, Jumat (20/12/2024). Ini menjadi level terlemah rupiah sejak Juli lalu.

Mayoritas mata uang Asia juga tertekan oleh dolar AS. Won memimpin pelemahan dengan penurunan nilai hingga 0,15%, baht 0,12%, dolar Taiwan 0,10% lalu rupiah, ringgit 0,06%, dolar Hong Kong 0,02%. Hanya peso, yen serta dolar Singapura dan yuan offshore yang masih menguat terhadap dolar AS. Masing-masing naik nilainya 0,11%, 0,10% lalu 0,01%.

Maka itu, Bhima mengimbau pemerintah untuk bergerak memperkuat nilai tukar rupiah melalui kebijakan fiskal yang bijaksana. Kebijakan fiskal terdekat yang bisa dijalankan adalah membatalkan semua kenaikan tarif pajak, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% dan berbagai kenaikan iuran yang membebani konsumsi rumah tangga, seperti kenaikan iuran BPJS Kesehatan, pungutan opsen kendaraan bermotor, hingga Tapera.

Menurut Bhina, semua kenaikan tarif pajak dan pungutan ada kaitannya dengan pelemahan rupiah, bukan hanya soal sentimen eksternal suku bunga bank sentral AS Federal Reserve dan sentimen global lain.

"Tapi disebabkan oleh khawatiran konsumsi rumah tangga 2025 akan mempengaruhi industri dan investasi yang akan masuk, confidence market (keyakinan pasar) akan terganggu dengan kebijakan ppn 12%. Itu akarnya," tegas Bhima.

Jika pemerintah serius ingin memperkuat nilai tukar rupiah, maka pemerintah harus membatalkan kebijakan fiskal yang membebani rakyat dan menggerus kepercayaan pelaku pasar, dan mengumumkannya secara luas, sehingga menjadi sinyal ke pasar keuangan bahwa pemerintah bersungguh-sungguh dalam menjaga daya beli masyarakat.

(lav)

No more pages