Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News mengabarkan, perkembangan ini menggoda bank sentral di beberapa negara Eropa Timur untuk melakukan diversifikasi cadangan devisa. Gubernur bank sentral Republik Ceska Ales Michl menargetkan pihaknya akan menambah stok emas menjadi 100 metrik ton dalam 3 tahun ke depan. Jika tercapai, maka akan naik 5 kali lipat sejak Michl menjabat pada 2022.

“Kami harus mengurangi volatilitas. Untuk itu, kami membutuhkan aset yang tidak memiliki hubungan dengan pasar saham, dan aset itu adalah emas,” tegas Michl dalam wawancara bersama Bloomberg Television.

Tidak hanya Republik Ceska, bank sentral dari Polandia dan Serbia juga aktif memborong emas sebagai diversifikasi cadangan devisa. Bahkan bank sentral Polandia menjadi pembeli emas terbanyak di dunia pada kuartal II-2024, menurut catatan World Gold Council.

Sumber: Bloomberg

Adam Glapinski, Gubernur Bank Sentral Polandia, menyebut bahwa emas menjadi krusial untuk melindungi ekonomi dari guncangan. Sampai September, bank sentral Polandia menambah kepemilikan emas sekitar 420 ton.

“Kami masuk klub eksklusif pemilik emas terbesar dunia,” ujar Glapinski bulan lalu. Glapinski menargetkan emas akan memiliki porsi 20% terhadap cadangan devisa Polandia.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih terjebak di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,82. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun indikator Stochastic RSI berada di 58,3. Menghuni area beli (long).

Oleh karena itu, harga emas masih berpeluang naik. Cermati pivot point di US$ 2.640/troy ons. Jika tertembus, maka Moving Average (MA) 20 di US$ 2.650/troy ons bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target support terdekat adalah US$ 2.632/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga emas jatuh ke arah US$ 2.620/troy ons.

(aji)

No more pages
Bloomberg Billionaires Index Indonesia