Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Tembaga, aluminium, dan logam dasar lainnya mengalami kenaikan harga seiring melemahnya dolar menjelang pemilihan presiden AS. Selain itu, ditambah dengan prospek langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari otoritas China.

Indikator mata uang AS mengalami pelemahan karena investor menarik kembali taruhan pada kemenangan Donald Trump dalam pilpres, dengan jajak pendapat terbaru menunjukkan dukungan untuk Kamala Harris. Dolar yang lebih lemah membuat komoditas menjadi lebih murah bagi banyak pembeli.

Kenaikan harga logam dan bijih besi juga terlihat — bersama dengan saham China — saat investor menunggu hasil pertemuan badan eksekutif dari badan legislatif tertinggi negara minggu ini, yang diharapkan dapat membuka sumber daya tambahan untuk mendukung ekonomi. Sebelumnya, sebagian besar logam dasar mencatat kerugian bulan lalu karena optimisme awal terhadap upaya negara dalam mendorong pertumbuhan berubah menjadi keraguan mengenai efektivitasnya.

Pada pukul 7:36 pagi waktu setempat, tembaga naik 1,3% menjadi US$9.690 per ton di London Metal Exchange. Aluminium juga naik 0,4% menjadi US$2.611,50, sementara nikel mengalami kenaikan sebesar 0,5%.

BMI, sebuah perusahaan dari Fitch Solutions, menaikkan perkiraan harga rata-rata aluminium untuk tahun ini sebesar 2% menjadi US$2.450 per ton, didorong oleh kekhawatiran pasokan, upaya stimulus dari China, dan pemotongan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Di sisi lain, harga bijih besi berjangka juga mengalami kenaikan sebesar 1,8% menjadi US$103,95 di Singapura, setelah sebelumnya turun 1,5% pada Jumat (01/11/2024).

(bbn)

No more pages