Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan meminta persetujuan kepada pemegang saham atas rencana penambahan modal lewat skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, dimana dana yang sebelumnya ditargetkan mencapai Rp 3,9 triliun.
Dalam RUPSLB yang dijadwalkan 14 Februari mendatang juga mengagendakan persetujuan perubahan penggunaan dana rights issue. Pada prospektus yang diterbitkan perusahaan sebelumnya, hasil rights issue yang sebagian besar bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Tempat dan waktu pelaksanaan RUPSLB adalah Gedung Waskita Heritage, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, pukul 10.00 WIB.
Waskita Karya menunda pelaksanaan rights issue yang sejatinya terlaksana tahun lalu menjadi kuartal I-2023, dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang lebih stabil dan optimalisasi penyerapan saham baru.
Dari dokumen yang dipublikasi 11 Oktober 2022 lalu, tertulis hasil penawaran umum terbatas saham ini akan digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol serta modal kerja konstruksi di PT Waskita Toll Road yang merupakan anak usaha dari Waskita Karya.
Proyek terbagi menjadi dua, yaitu Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dengan alokasi dana maksimal Rp 2 triliun. Lalu proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dengan dana Rp 996 miliar. Sisanya digunakan untuk modal kerja dan indirect cost, termasuk bunga, pajak dan biaya administrasi pada proyek konstruksi Waskita Karya.
Jika proses rights issue Waskita Karya berjalan lancar dan seluruh pemegang saham lama menyerap saham PUT III ini maka kepemilikan saham negara Indonesia lewat Kementerian BUMN bertambah menjadi 28,27 miliar lembar dari sebelumnya 21,7 miliar lembar. Sedangkan masyarakat memiliki saham 9,24 miliar lembar dari sebelumnya 7,09 miliar lembar.
WSKT sendiri mencatat kinerja pendapatan sebesar Rp 6,09 triliun dengan pencapaian laba Rp 293,92 miliar berdasarkan laporan keuangan pada kuartal II-2022 hasil konsolidasian interm. Terjadi peningkatan hasil pendapatan sebesar 29,2% dan laba 89% dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing Rp 4,71 triliun dan Rp 155,05 miliar.
Realisasi laba yang meningkat ini disumbang oleh pendapatan lainnya hasil selisih nilai kini pembayaran kasa masa mendatang dibanding dengan saldo pinjaman jatuh tempo. Pada medio 2021 perusahaan juga mendapatkan hasil keuntungan divestasi entitas asosiasi PT Jasamarga Semarang Bawen, PT Cinere Serpong Jaya, dan entitas anak usaha, PT Cibitung Tanjung Priok Tollways pada tahun berjalan.
(wep/roy)