Logo Bloomberg Technoz

Mahfud MD: Beda Hari Salat Id Muhammadiyah dan NU Bukan Masalah

Ezra Sihite
19 April 2023 13:40

Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) saat memberi keterangan kepada pers. (Dok Setkab.go.id)
Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) saat memberi keterangan kepada pers. (Dok Setkab.go.id)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menko Polhukam Mahfud MD menilai perbedaan hari salat Idul Fitri 1444 Hijriah antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bukan sebuah masalah. Oleh karena itu, dia pun meminta seluruh pemerintah daerah menjamin hak yang sama pada seluruh umat muslim untuk bisa menjalankan Salat Id pada fasilitas publik di wilayah tersebut.

"Perbedaan waktu hari raya sama-sama berdasar Hadits Nabi 'Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah kamu jika melihat hilal (shuumu biru'yatihi wa afthiruu birukyatihi)'. Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah, melihat hilal bisa dengan rukyat bisa dengan hisab," kata Mahfud MD sebagaimana dikutip dari akun Instagram resminya @mohmahfudmd.

Dia menjelaskan, rukyat adalah melihat dengan mata atau teropong seperti praktik pada era Nabi Muhammad SAW. Sementara, metode hisab adalah melihat hilal dengan hitungan ilmu Astronomi. Rukyat didahului dengan hisab dan kemudian dicek secara fisik. 

"NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Bedanya hanya dalam derajat ketinggian hilal," ujar Mahfud.

Pemantauan hilal penetapan 1 Ramadan 1444 H di Masjid Al-Musyari'in Basmol, Jakarta, Rabu (22/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tak menjadikan perbedaan metodologi penetapan hari lebaran menjadi polemik atau perdebatan. Menurut dia, umat muslim biasa dengan perbedaan ukuran waktu saat mengacu pada standard global. Misalnya, kata dia, sejumlah umat Islam melaksanakan salat Dzuhur pada pukul 12.00, namun ada juga yang pada pukul 13.00.