Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis 5 September 2024, berpotensi variatif (mixed) dengan kehati-hatian menanti respons pasar terhadap data Ekonomi Amerika Serikat pekan ini, termasuk defisit perdagangan, tingkat ketenagakerjaan dan S&P Global US Composite PMI sebagai sinyal keputusan suku bunga The Fed selanjutnya.
Adapun pada perdagangan kemarin Rabu (4/9/2024), IHSG mencatat kenaikan 56,37 poin, dengan menguat 0,74% dan menutup perdagangan pada level 7.672.

Secara teknikal IHSG masih ada potensi untuk dapat menguat, dengan kemarin berhasil bertahan dan terus kuat di atas support 7.610 dan 7.600, dengan itu, IHSG berpeluang kembali menguat menuju 7.690 yang mencerminkan golden cross di atas MA-200 dan MA-100 potensialnya, serta level 7.700 sebagai resistance selanjutnya hingga cetak rekor All Time High baru.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Defisit perdagangan AS melebar ke level tertinggi dalam dua tahun pada Juli. Adapun defisit ini mencerminkan perdagangan akan kembali membebani Produk Domestik Bruto setelah mengurangi paling banyak sejak awal 2022 pada Kuartal kedua.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menurut data Departemen Perdagangan pada Rabu, defisit perdagangan barang dan jasa tumbuh 7,9% dari sebelumnya menjadi US$78,8 miliar.

Nilai impor barang dan jasa meningkat 2,1% menjadi level tertinggi sejak Maret 2022. Ekspor hanya ada kenaikan 0,5%. Angka-angka tersebut sejatinya tidak disesuaikan dengan inflasi.
Kemudian, data lowongan kerja AS yang dikenal sebagai JOLTS Opening, terbit lebih rendah dari perkiraan hingga menyentuh level terendah sejak 2021. Laporan tersebut hadir jelang data penggajian yang sangat dinantikan pada Jumat, yang akan menjadi laporan data tenaga kerja sebelum FOMC pada 18 September nanti.
Melemahnya pasar tenaga kerja AS, bersamaan dengan turunnya angka inflasi, mendorong Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Bank Sentral untuk memangkas suku bunga acuan.
Data tersebut memicu peningkatan taruhan bahwa pivot The Fed mungkin berjalan lebih cepat untuk mencegah resesi, yang tercermin dari melemahnya laju Ekonomi AS.
Di pasar swap, para pedagang meningkatkan taruhan pengguntingan suku bunga The Fed dalam FOMC September ini sebesar 50 bps dengan probabilitas makin besar, mencapai 44%.
Sedangkan probabilitas pemangkasan sebanyak 25 bps, melandai menjadi 56% dari tadinya sempat menyentuh 70%. Pada tutup tahun ini, pasar memperkirakan Fed Fund Rate akan bertengger di level 4,5%.

“Pasar tampaknya melihat September sebagai lemparan koin antara 25 dan 50 basis poin,” kata Neil Dutta di Renaissance Macro Research.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, dengan ekspektasi inflasi yang sudah terkendali, perhatian sekarang bergeser ke kesehatan Ekonomi AS karena sinyal-sinyal pelemahan ekonomi akan mempercepat pelonggaran kebijakan moneter.
“Meskipun biasanya pemangkasan suku bunga memberikan sentimen positif bagi pasar saham, namun tidak demikian jika pemangkasan suku bunga dilakukan oleh Bank Sentral secara terburu-buru demi untuk menghindari resesi ekonomi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,74% ke 7.672 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Apabila IHSG break dari support terdekatnya di 7.547, maka diperkirakan IHSG akan rawan menuju ke 7.371-7.460 sebagai area koreksi terdekatnya dan akan membentuk wave [ii] dari wave 3,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (5/9/2024).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG masih mampu berada di atas 7.547, maka ada peluang IHSG kembali menguat menguji 7.743.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, AGII, INDF, dan TKIM.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, sentimen eksternal negatif, tapi Bullish momentum IHSG masih terlalu kuat,
“Dengan rebound pada perdagangan Rabu (4/9), IHSG berpeluang kembali uji critical resistance level di 7.700 pada Kamis (5/9). Secara teknikal, Bullish momentum IHSG masih terlalu kuat bersamaan dengan rebound kemarin,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MYOR, ISAT, SMRA, MAPA, ACES, dan BBNI.
(fad)