Bloomberg Technoz, Jakarta - Meskipun belum beranjak dari level gocap, namun investor asing terus melakukan akumulasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), paling tidak dalam 3 hari terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 3 hari terakhir, investor asing mencatatkan net foreign buy (NFB) saham GOTO sebesar Rp15,59 miliar. Hal ini mengembalikan kondisi hari-hari sebelumnya yang mencatatkan net foreign sell (NFS) dengan nilai Rp34,36 miliar dalam seminggu terakhir.
Dalam data yang sama memperlihatkan akumulasi dalam 3 hari terakhir banyak dilakukan oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) dengan jumlah beli bersih 5,65 juta lot. Berikutnya disusul oleh UBS Sekuritas Indonesia 1,55 juta lot dan KGI Sekuritas Indonesia 1,18 juta lot.
Saham GOTO bersandar pada level Rp50 setelah terjadi aksi jual dengan volume besar. Kapitalisasi pasar GOTO saat ini tercatat Rp60 triliun. Hal ini membuat para investor bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan GOTO sehingga jatuh ke level Rp50
Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta Hasan Zein Mahmud memberikan pendapatnya terhadap saham GOTO. “Pertanyaan yang paling relevan tetap: Apakah GOTO sebagai perusahaan akan mampu bertahan eksis, atau akan hilang dari peredaran? Jawabannya puluhan kali saya ulang dalam celoteh: hanya perusahaan yang mampu menghasilkan laba secara wajar dari operasi yang wajar yang mampu bertahan," ujarnya.
Terkait hal itu, Hasan melihat fundamental GOTO saat ini jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. "Segmen e-commerce (Tokopedia) yang boros dan boncos sudah bisa ditransformasi menjadi penyumbang laba bersih. Dibayar dengan harga kehilangan pengendalian," ujar Hasan.
Dia menjelaskan segmen on demand service (ODS) GOTO menghadapi persaingan yang tidak setajam e-commerce, meskipun tidak didukung pendanaan sehebat kompetitornya Grab. “Tapi saya tidak melihat alasan GOTO tidak mampu bersaing dalam memperebutkan pasar di kandang sendiri. Indonesia - begitu luasnya - merupakan lahan paling menarik untuk bisnis ODS di ASEAN," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan penurunan harga saham GOTO semata faktor teknis. Hal ini disebabkan karena Alibaba (Taobao) telah menjual sebagian porsi nya lebih dari 16 miliar saham. GT Subco juga menjual hampir 100 juta saham. Sebagian founders, terutama yang berasal dari Tokopedia, telah pergi dan menjual pemilikannya.
"Cadangan ESOP yang ada dalam GPF masih sekitar 64 miliar saham dan terus mengguyur pasar dengan harga Rp2. Tanpa kehadiran pembeli besar, butuh waktu lama agar perimbangan permintaan dan penawaran kembali ke titik ekuilibrium," ujar Hasan.
Untuk itu Hasan menegaskan akan menabung saham GOTO 100 lot per minggu bila harganya masih berada di gocap atau lebih rendah. "Uji akurasi penerawangan hingga akhir 2024. Cuan? Urusan kesekian," ujarnya.
(ibn/dba)
































