Logo Bloomberg Technoz

PGE Kantongi Pendapatan Rp 11,18 M dari Kredit Karbon

Rezha Hadyan
01 April 2023 17:15

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto. (Bloomberg Technoz Rezha Hadyan)
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto. (Bloomberg Technoz Rezha Hadyan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) membukukan pendapatan baru dari carbon credit atau kredit karbon senilai US $747.000 atau sekitar Rp11,18 miliar (kurs Rp14.968 per US$) yang dihasilkan oleh dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Pendapatan baru anak usaha PT Pertamina (Persero) ini sudah tercatat dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan pada 30 Maret 2023.
 
Pendapatan carbon credit dengan nilai US$747.000 dihasilkan oleh PLTP Ulubelu unit 3 dan 4 serta Karaha yang menghasilkan setara 1,7 juta ton pengurangan emisi karbon yang dihitung semenjak pembangkitan tersebut beroperasi secara komersial hingga awal 2020. 
 
Sebagai catatan, kredit karbon adalah izin atau sertifikat yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk dapat mengeluarkn karbon dioksidaa atau gas rumh kaca dalam jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
 
PGE juga mencatatkan potensi pengurangan emisi karbon dari PLTP Kamojang unit 5, Lumut Balai unit 1 dan 2 yang menggunakan Gold Standard, serta PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan Verified Carbon Standard (VCS).
 
Menurut Direktur Utama PGE Achmad Yuniarto, upaya ini membuka peluang baru yang berpotensi meningkatkan nilai ekonomi pengurangan emisi karbon dan secara langsung akan membuka peluang pendapatan baru bagi perusahaan.
 
"Relevan dengan kontribusi pengurangan emisi yang dihasilkan oleh PLTP yang dioperasikan, PGE juga memiliki inisiatif Environmental Sustainability and Governance (ESG)," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (1/4/2023).
 
Komitmen ESG ini sudah dibuktikan dengan meraih peringkat tertinggi kedua pada ESG Rating (ER) dalam kategori good performance dari sisi pengelolaan ESG oleh lembaga rating Sustainable Fitch.
 
Beberapa program ESG PGE yang sudah berjalan di antaranya program keanekaragaman hayati Pusat Konservasi Elang, khususnya spesies Elang Jawa atau Nisaetus Bartelsi di kawasan Kamojang, penangkaran Domba Garut, Konservasi Bunga Krisan, Penangkaran Kambing Saburai, dan Konservasi Kera Jambul Sulawesi (Yaki). 
 
PGE juga merehabilitasi kawasan hutan sebesar 588 Ha dan melakukan upaya reboisasi secara masif.
 
"PGE juga berkomitmen dalam mengembangkan komunitas melalui program Kamojang Digital Village yang dengan program aplikasi Digital Ranger Apps yang bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sekitar dan layanan WiFi pohon," tutur Achmad. 
 
Selain itu, PGE juga menjalankan Emergency Response Group Millennials (ERMi) yaitu program pemberdayaan masyarakat di area Ulubelu yang berfokus pada penanggulangan bencana dan lingkungan, seperti pemasangan pendeteksi tanah longsor. 
 
PGE diketahui mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang lebih dari 1,9 Gigawatt (GW), dengan 672 megawatt (MW) dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.
 
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.