Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok di sepanjang perdagangan Sesi I. IHSG kehilangan 123,41 poin atau setara dengan ambles 1,7% ke level 7.130,2.
Tanda-tanda pelemahan IHSG sudah terlihat sejak pagi ini, ketika IHSG dibuka melemah lebih dari 0,64% ke level 7.208,8. Penurunan semakin dalam jelang penutupan Sesi I perdagangan hari, bahkan sempat menyentuh level 7.127,2.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, volume transaksi mencapai 9,27 miliar. Nilai transaksi sebesar Rp7,06 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 696 ribu kali.
IHSG menjadi banyak dari sekian Bursa Asia yang tertekan dan menetap di zona merah, KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), PSEI (Filipina), Topix (Jepang), TW Weighted Index (Taiwan), NIKKEI225 (Tokyo), KLCI (Malaysia), SETI (Thailand), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan Straits Times (Singapura), yang terpangkas masing-masing 1,59%, 1,56%, 0,95%, 0,76%, 0,72%, 0,43%, 0,32%, 0,25%, 0,10%, dan 0,07%.
Sementara hanya Shenzhen Comp. (China), dan Shanghai Composite (China), yang berhasil bertahan di zona hijau dengan kenaikan, 0,41%, dan 0,09% siang ini.
Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam nomor satu di Asia, dan juga se- ASEAN.
Sentimen yang mewarnai laju Bursa Saham Asia hari ini adalah datang dari Dow Jones Index Bursa Wall Street yang tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury, surat utang Pemerintah Amerika Serikat tadi malam, melonjak melesat indikasi kejatuhan harga di mana yield UST-10Y menguat 8,5 bps ke 4,55% dan tenor 2Y saat ini semakin mendekati 5% lagi.
Kejatuhan harga Treasury, dipicu oleh sinyal yang keluar dari hasil lelang Treasury oleh Kementerian Keuangan AS di mana UST-5Y dimenangkan sebanyak US$70 miliar pada yield 4,553%, di atas yield pra–lelang di 4,540%.
Sinyal dari AS itu akan membebani aset-aset Emerging Market termasuk pasar keuangan Indonesia karena yield UST yang kian tinggi mempersempit selisih dengan imbal hasil Surat Utang Negara. Saat ini, imbal hasil investasi AS dengan Indonesia hanya berjarak 233 bps. Surat utang RI semakin tidak menarik.
Juga dari data perekonomian terbaru Amerika Serikat yang keluar lebih kokoh dari perkiraan menambah skeptisisme tentang ‘Kapan’ pelonggaran kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan dimulai.
Keyakinan Konsumen Amerika Serikat secara tak terduga meningkat tajam pada Mei 2024 untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Hal ini dipicu oleh prospek terhadap kondisi bisnis dan pasar tenaga kerja.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks Conference Board meningkat menjadi 102 dari sebelumnya 97,5 pada April, menurut data yang dirilis pada Selasa. Angka tersebut mengalahkan semua perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg. Jauh melampaui ekspektasi pasar yang semula memprediksi angka pesimistis.
Indeks kondisi pada Mei ini naik untuk pertama kalinya sejak Januari dan ukuran ekspektasi melonjak terbesar sejak bulan Juli.
Para investor juga menyimak pernyataan dari Gubernur The Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, yang mengatakan bahwa sikap kebijakan Bank Sentral bersifat restriktif, namun para pejabat tidak sepenuhnya mengesampingkan kenaikan suku bunga.
"Saya ingin mendapatkan semua data yang bisa saya dapatkan sebelum pertemuan FOMC berikutnya sebelum saya mengambil kesimpulan," papar Kashkari.
"Namun saya dapat mengatakan ini, pasti tidak akan lebih dari dua kali pemangkasan,” tambahnya.
(fad/wep)