Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 tercatat US$136,2 miliar, menyusut hingga US$4,2 miliar dibanding posisi pada akhir Maret 2024 yang sebesar US$140,4 miliar.
Berdasarkan data tim riset Bloomberg Technoz, level ini merupakan penurunan bulanan terdalam dalam kurun nyaris satu tahun terakhir, atau sejak Mei 2023.
Bank sentral menjelaskan penurunan posisi cadangan devisa tersebut salah satunya disebabkan oleh kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Selain itu, dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian tertulis dalam keterangan resmi BI, Rabu (8/5/2024).
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Rupiah membuka perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2024) di pasar spot, melemah lagi ke kisaran Rp16.089/US$, melemah 0,26% dibanding level penutupan kemarin.
Rupiah tertekan bersama-sama dengan mata uang Asia lain di mana won Korea Selatan menjadi yang terlemah sejauh ini, turun nilainya 0,33%, lalu dolar Taiwan, baht Thailand juga rupiah sama-sama tergerus 0,26%. Peso Filipina dan ringgit Malaysia juga terkikis nilainya 0,27% dan 0,18%.
Pelemahan rupiah dan mata uang Asia lain ditengarai akibat sentimen pasar global yang kembali bergeser negatif sejurus dengan pernyataan bernada agak hawkish dari Gubernur Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari semalam. Ia mengatakan, The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga di level saat ini untuk jangka waktu lebih lama sampai diyakini inflasi bergerak di jalur yang tepat ke target 2%.
(lav)