Logo Bloomberg Technoz

Minyak Dunia Betah di US$83/Barel, ESDM Waspada Permintaan Lemah

Dovana Hasiana
07 May 2024 10:20

Pertamina Hulu Energi. (Dok. Pertamina Hulu Energi)
Pertamina Hulu Energi. (Dok. Pertamina Hulu Energi)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai harga minyak mentah (crude oil) Brent yang betah bertengger di level US$83/barel mengindikasikan permintaan makin melemah, yang menjadi refleksi perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja.

“Nah itu nanti kita lihat sektor mana [yang mengalami pelemahan permintaan]. China juga kelihatannya agak naik ya [permintaannya],” ujar Arifin saat ditemui usai Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, Senin (6/5/2024).

Dalam kaitan itu, Arifin menggarisbawahi harga minyak dunia setidaknya dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, ketegangan geopolitik, khususnya di kawasan Timur Tengah yang merupakan negara-negara produsen minyak.

Bila ketegangan geopolitik meningkat, Arifin melanjutkan, pasokan bakal terganggu dan bakal mengerek harga minyak dunia. Adapun, China selama ini merupakan negara yang menyerap minyak dari Iran.

Dengan kata lain, bila China kehilangan pasokan minyak dari Iran, negara tersebut akal mencari sumber lain dan meningkatkan permintaan di tengah pasokan yang terbatas. Walhasil, harga bakal mengalami peningkatan. 

Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai.