Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi China Masih Lesu, Yuan Terseret Jatuh

Ruisa Khoiriyah
30 April 2024 10:30

Ilustrasi Yuan China (Sumber: Lam Yik/Bloomberg)
Ilustrasi Yuan China (Sumber: Lam Yik/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - China melaporkan kinerja manufaktur dan nonmanufaktur pada April yang mengecewakan pasar. Mata uang Negeri Panda yuan terseret melemah begitu laporan kinerja industri yang dipublikasikan pagi ini, Selasa (30/4/2024), memperlihatkan pelemahan ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih berlanjut.

Yuan turun 0,2% ke kisaran 7,2421 pada pukul 09:21 WIB, setelah rilis data kinerja Purchasing Manager's Index (PMI) melaporkan, PMI Manufaktur China turun ke 50,4 pada April, dibanding Maret di 50,8. Sedangkan PMI nonmanufaktur jatuh ke 51,2 dari posisi 53 pada Maret. PMI Komposit juga turun ke 51,7.

Kejatuhan yuan pagi ini menyeret mata uang regional termasuk rupiah yang dibuka melemah ke kisaran Rp15.273/US$. Hampir kebanyakan valuta Asia bergerak lemah terhadap dolar AS pagi ini.

Laporan PMI China itu memberikan sinyal yang beragam, menurut penilaian Chang Su, Chief Asia Economist untuk Bloomberg Economics. Dari perspektif positif, momentum pertumbuhan ekonomi China masih berlanjut didukung oleh kinerja sektor konstruksi dan produksi berkat sokongan pemerintah sejak tahun lalu.

Namun, tidak semuanya positif. Data terakhir itu juga memperlihatkan permintaan swasta (private demand) masih rendah, merefleksikan pelemahan yang kentara dari aktivitas jasa dan pesanan manufaktur baru.