Logo Bloomberg Technoz

Kalau Sampai BI Rate Naik, Rakyat Kecil Bisa Makin Tercekik

Ruisa Khoiriyah
20 April 2024 11:15

Pembeli berbelanja kue kering di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (28/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pembeli berbelanja kue kering di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (28/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejatuhan rupiah menjebol level terlemah dalam empat tahun terakhir, mungkin akan mendorong Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan bunga acuan BI Rate untuk menjaga selisih imbal hasil investasi dan menahan tekanan arus keluar modal asing. 

Ketika BI Rate naik, imbal hasil surat utang rupiah bisa terungkit di atas 7%. Imbal hasil yang makin tinggi diharapkan bisa menaikkan lagi pamor investasi di aset-aset rupiah sehingga dana asing bisa kembali masuk. Hasil akhirnya, rupiah bisa kembali menguat. 

Namun, kenaikan BI rate bukan tanpa harga. Harganya mahal, terasa hingga ke kantong masyarakat kebanyakan.

Pengetatan moneter hampir pasti akan memberatkan perekonomian dan kondisi keuangan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi bisa tersendat, daya beli masyarakat dapat kian terkikis setelah sepanjang tahun lalu hingga detik ini dihajar oleh lonjakan harga pangan terutama beras.

Kenaikan bunga acuan bisa memicu lonjakan suku bunga kredit yang bisa berdampak pada keuangan rumah tangga maupun korporasi. Bunga yang tinggi berpotensi menahan ekspansi dunia usaha akibat biaya dana (modal) yang makin mahal.