Logo Bloomberg Technoz

“Komentar Yellen jelas menyebabkan respons negatif bagi saham-saham perbankan. Namun, komentar tersebut hampir bersamaan dengan pernyataan Powell bahwa bank sentral akan melakukan apapun demi melawan inflasi, termasuk menaikkan suku bunga,” kata Steve Sosnick, Chief Strategist di Interactive Brokers, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Seluruh emiten di indeks KBS Bank melemah, dengan emiten-emiten besar terkoreksi hampir 5%. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga, anjlok 24 bps ke sekitar 3,9%. Sementara dolar AS kembali melemah untuk kelima hari beruntun, koreksi harian terpanjang sejak April 2021.

Sumber: Bloomberg

Pasar swap memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan 25 bps pada rapat Mei, dengan kemungkinan 50%. Masih ada kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuan tahun ini, dengan perkiraan Federal Funds Rate turun ke 4,18% pada Desember.

“Saya tidak menilai penurunan suku bunga akan terjadi dalam waktu dekat. Namun penurunan akan lebih besar jika data ekonomi memburuk,” kata Matthew Hornbach, Global Head of Macro Strategy di Morgan Stanley kepada Bloomberg Television.

Powell sendiri, dalam jawabannya di konferensi pers, menegaskan bahwa bank sentral “tidak” melihat penurunan suku bunga tahun ini. The Fed bahkan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi jika diperlikan.

“Penurunan suku bunga tidak ada dalam skenario dasar (base case) kami,” katanya.

(bbn)

No more pages