Logo Bloomberg Technoz

Tanpa Gencatan Senjata, Gaza Bakal Jadi Kuburan Massal

Redaksi
20 March 2024 16:20

Warga Palestina membawa mangkok untuk mengambil makanan gratis di Rafah, Gaza selatan, Senin (18/12/2023). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Warga Palestina membawa mangkok untuk mengambil makanan gratis di Rafah, Gaza selatan, Senin (18/12/2023). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nour Shawaf, penasihat kebijakan regional Oxfam, lembaga amal asal Inggris, menggambarkan keadaan di Jalur Gaza sebagai bencana. Pernyataan ini dibuat setelah laporan yang didukung PBB menyatakan bahwa orang-orang di utara Gaza telah kelaparan dan bahwa orang-orang di seluruh wilayah yang terus-menerus dikepung dan dibom berada di ambang kelaparan.

Shawaf berkata, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (20/3/2024), "Ini semua diciptakan manusia, ini semua hasil pengeboman Israel yang terus-menerus, pemindahan rakyat Palestina di seluruh Jalur Gaza, dan akibat penggunaan kelaparan sebagai senjata perang."

"Sepanjang kita tidak melihat gencatan senjata yang dapat meningkatkan operasi kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dan terutama Gaza utara, dengan melipatgandakan jenis bantuan, maka kita akan melihat skenario yang sangat mengerikan terjadi di depan mata, saat seluruh dunia melihatnya," imbuh Shawaf.

Ia juga menyatakan bahwa Oxfam sedang menyelidiki tujuh hambatan terhadap akses kemanusiaan yang digunakan Israel untuk menjamin bahwa operasi kemanusiaan tidak dapat dilakukan. Meskipun demikian, lembaga pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menyatakan bahwa 70% warga Gaza utara mengalami kelaparan yang parah.

WFP mengatakan bahwa Gaza utara "akan segera mengalami" kelaparan, tetapi seluruh Jalur Gaza diperkirakan akan mengalami kelaparan dari sekarang hingga Mei. Ini adalah angka yang mengkhawatirkan.