Logo Bloomberg Technoz

Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,1% menjadi US$80,62 per barel, lalu Bitcoin turun 0,8% menjadi US$72.594,68. Imbal hasil obligasi Jerman dan Inggris tenor 10Y masing-masing naik tiga basis poin menjadi 2,39% dan dua basis poin menjadi 4,04%.

Para pedagang di pasar swap juga mengurangi probabilitas penurunan bunga tahun ini dengan kini pivot bunga The Fed diprediksi baru akan dimulai Juli nanti. 

Inflasi harga produsen (PPI/IHP) mencatat kenaikan tertinggi dalam enam bulan, mengikuti kuatnya data inflasi konsumen (CPI/IHK) yang dirilis Selasa lalu. Penjualan ritel AS pada Februari juga naik meski lebih kecil ketimbang prediksi setelah turun tajam pada awal tahun, menggarisbawahi kekhawatiran terkait kekuatan daya beli masyarakat di negeri Paman Sam.

"Setelah data inflasi IHK yang kuat, hanya seminggu sebelum pertemuan The Fed [FOMC], inflasi PPI naik dua kali lipat dari prediksi. Sementara penjualan ritel seperti itu. Ini adalah 'acar'," kata Chris Low dari FHN Financial, dilansir dari Bloomberg News, Kamis (14/3/2024).

"Data-data ekonomi terakhir yang dirilis tidak menawarkan hal baru bagi pertemuan The Fed pekan depan. Yang kami amati, penjualan ritel pada kuartal satu ini mungkin mengisyaratkan terjadinya stagflasi walaupun dari sedikit data dan belum memadai untuk menarik kesimpulan lebih luas,," kata Ian Lyngen di BMO Capital Markets. 

Treasuries Whipsaw (Dok: Bloomberg)

Berikut beberapa komentar pelaku pasar terkait data ekonomi yang dirilis malam ini, seperti dilaporkan oleh Bloomberg News:

  • Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley:

Di satu sisi, hari ini adalah bulan terakhir dalam dunia mikro--inflasi yang tinggi dikombinasikan dengan tanda-tanda pelemahan di tempat lain dalam perekonomian. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah para trader akan memikirkan kembali seberapa cepat Fed akan menurunkan suku bunga, dan apakah hal ini akan memperlambat reli pasar saham dengan cara yang berarti? Sejauh ini, pasar telah mengabaikan kekhawatiran mengenai inflasi yang membandel dan Fed yang berhati-hati.

  • Jeff Roach dari LPL Financial:

Konsumen memiliki sedikit lebih banyak kapasitas untuk membelanjakan uangnya--namun revisi ke bawah yang konsisten seharusnya menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang melambat.

  • Bret Kenwell di eToro:

Ini bisa menjadi contoh "kabar buruk adalah kabar yang baik." Meskipun The Fed ingin mengalahkan inflasi, kecil kemungkinannya mereka akan meraih itu dengan membiarkan perekonomian AS jatuh dalam resesi. The Fed telah menyatakan bahwa penurunan suku bunga akan terjadi, hanya masalah waktu saja. Juni tampaknya masih menjadi kandidat yang paling mungkin untuk penurunan suku bunga pertama.

  • Michael Shaoul di Marketfield Asset Management:

Laporan indeks harga produsen Februari menunjukkan bahwa dampak dari penurunan inflasi "sementara" dalam perekonomian AS telah berakhir, dengan harga produsen kini dapat dikatakan sebagai faktor netral dalam membantu The Fed menurunkan inflasi hingga 2%, dan terancam menjadi penghambat di kemudian hari tahun ini jika reli komoditas yang baru berlangsung bisa berlanjut. 

  • Peter Boockvar di Boock Report:

Pendaratan mulus ke tingkat inflasi 2% masih merupakan hal yang penuh tantangan. Meski saya masih memperkirakan akan terjadi perlambatan lebih lanjut dalam harga jasa di indeks IHK karena tarif sewa yang moderat, kita mungkin akan melihat penurunan harga barang terutama dengan adanya pengaruh harga komoditas yang lebih tinggi dan beberapa tanda awal restok cadangan.

Setelah rilis data Kamis ini, esok pelaku pasar akan memantau data harga properti China yang dirilis Jumat. Lalu, besok juga ada pengumuman hasil negosiasi upah tahunan oleh serikat pekerja terbesar di Jepang, persis sebelum pertemuan BoJ dilangsungkan. Pasar juga akan mencermati survei inflasi besok disusul data produksi industri AS, sentimen konsumen yang dirilis Universitas Michigan, dan data Empire Manufacturing, Jumat.

    (rui)

    No more pages