Logo Bloomberg Technoz

Aksi Jual Surat Utang Masih Marak, Rupiah Gagal Menguat

Tim Riset Bloomberg Technoz
14 March 2024 16:21

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah ditutup melemah tipis dalam perdagangan hari ini, Kamis (14/3/2024) seiring dengan meningkatnya antisipasi pelaku pasar jelang rilis data inflasi harga produsen Amerika Serikat (AS) dan penjualan ritel negeri itu nanti malam.

Rupiah melemah bersamaan dengan tekanan yang juga dialami oleh sebagian mata uang Asia lain hari ini. Won Korea melemah 0,27%, terdalam di Asia, disusul oleh dolar Taiwan dan dong Vietnam yang sama-sama tergerus 0,12% terhadap dolar AS. 

Rupiah tergerus 0,03% ke kisaran Rp15.582/US$, ketika ringgit Malaysia dan dolar Singapura serta rupee India masih berhasil menguat terhadap the greenback.

Rupiah kesulitan bangkit karena tekanan di pasar surat utang domestik yang masih berlanjut dengan kenaikan imbal hasil surat utang (INDOGB) terutama tenor pendek 2Y yang naik 2,1 bps ke 6,274%, disusul kenaikan tenor panjang 30Y 1,4 bps ke 5,925% dan tenor 10Y naik 0,8 bps jadi 6,628%.

Sedangkan imbal hasil INDON, surat utang pemerintah berdenominasi dolar AS, semua tenor terpantau naik terutama tenor 5Y yang naik 2,6 bps dan tenor 30Y yang naik 3,1 bps.