Logo Bloomberg Technoz

Impor BBM Bisa Membengkak Usai Target Lifting 1 Juta Barel Mundur

Dovana Hasiana
14 March 2024 15:35

Bahan bakar minyak (BBM)./Bloomberg-David Paul Morris
Bahan bakar minyak (BBM)./Bloomberg-David Paul Morris

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan impor bahan bakar minyak (BBM) tidak terhindarkan usai target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari (bph) dimundurkan 2—3 tahun dari rencana awal pada 2030.

Namun, Moshe menyoroti bahwa impor BBM yang tinggi di Indonesia memang tidak terhindarkan lantaran populasi yang mengalami pertumbuhan, yakni sekitar 4% setiap tahunnya. Selain itu, ekonomi Indonesia juga tetap tumbuh 5% sehingga kebutuhan energi bakal tetap meningkat.

Dalam kaitan itu, energi primer masih berasal dari fosil. Walhasil, target lifting minyak 1 juta bph yang mundur 2—3 tahun pada akhirnya berpengaruh terhadap volume impor BBM.

“[Walaupun target mundur], lifting dan produksi harus tetap meningkat. Target 1 juta bph tidak harus 2033, bisa nanti 2040 atau 2050 juga masih dibutuhkan hingga 1 juta bph selama masih bisa,” ujar Moshe saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (14/3/2024). 

Edisi Khusus Kinerja sektor energi Indonesia (Bloomberg Technoz)

BBM Tetap Dibutuhkan Walau Ada EV