Bloomberg Technoz, Jakarta - Telur menjadi bahan pangan yang biasa di konsumsi banyak orang. Telur juga dikenal sebagai salah satu sumber protein dan memiliki manfaat bagi tubuh.
Tapi, banyak yang beranggapan juga dari masyarakat bisa menimbulkan berbagai penyakit, salah satunya kolestrol. Apakah ini benar? Begini faktanya.
Dokter spesialis gizi dr Johanes Chandrawinata, SpGK, menjelaskan kandungan kuning telur memang mengandung kolesterol sekitar 200 mg per butir nya. Namun, ia menyebut dalam penelitian terakhir menunjukkan peningkatan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), atau kolesterol jahat dalam bukan berasal dari makanan.
"LDL kolesterol di produksi di dalam hati dan kadarnya meningkat bila asupan lemak jenuh meningkat. Lemak jenuh contoh nya: lemak hewani, minyak kelapa (termasuk VCO) & minyak sawit," katanya kepada Bloomberg Technoz, Rabu (21/2/2024).
Jumlah telur yang aman dikonsumsi ;
Dokter spesialis penyakit dalam, Dr. Aru Ariadno menyebutkan makan telur belum ada penelitian yang meneliti tentang batasan seberapa banyak telor bisa dimakan perhari.
"Tetapi ada penelitian yang meneliti makan telor 1 sampai 3 butir perhari masih cukup baik bagi tubuh kita," katanya kepada Bloomberg Technoz, Rabu (21/2/2024).
Dokter Aru Ariadno juga mengatakan ada salah satu penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa konsumsi telur sebanyak 7 butir per minggu atau 1 butir setiap hari. "Tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kadar kolesterol dalam darah orang sehat," bebernya.
Selain itu kata dokter Aru Ariadno juga menyebutkan studi lainnya menyebutkan bahwa makan telur hingga 3 butir setiap hari. "Tidak memberikan dampak besar pada peningkatan kolesterol," lanjutnya.
Akan tetapi, kata dokter Aru Ariadno jika memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti misalnya diabetes, kolesterol tinggi, atau jantung, tentu ada batasan yang tak boleh dilanggar.
"Sebaiknya, berkonsultasi dengan dokter terkait jumlah maksimal konsumsi telur harian. Selain itu, agar kolesterol tubuh tidak meningkat, sebaiknya konsumsi telur lebih banyak pada bagian putihnya, bukan kuningnya," pungkasnya.
(dec/spt)