Logo Bloomberg Technoz

Bukan Secara Langsung, Begini Skenario RI Picu Harga Nikel Lesu

Sultan Ibnu Affan
08 February 2024 11:34

Mesin reclaimer roda ember menggali tanah di pabrik feronikel Eramet SA di Noumea, Kaledonia Baru./Bloomberg- Madelene Pearson
Mesin reclaimer roda ember menggali tanah di pabrik feronikel Eramet SA di Noumea, Kaledonia Baru./Bloomberg- Madelene Pearson

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga komoditas nikel terus mengalami penurunan. Produksi dari Indonesia ditengarai sebagai pemicu penurunan harga.

Direktur Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widayanto mengamini hal tersebut. Namun, efek yang ditimbulkan Indonesia lebih bersifat secara tidak langsung.

Ia menjelaskan, pasar nikel masih akan mengalami surplus hingga 250.000 ton. Ini yang menyebabkan harga akan terus tertekan.

Penyebab utamanya adalah, pertumbuhan smelter di Indonesia. "Seandainya pertumbuhan smelter bisa direm2 dikit pasti akan sangat membantu mencegah penurunan harga Nikel," ujar Djoko Widayanto kepada Bloomberg Technoz, Kamis (8/2/2024).

Ia menambahkan, Pengaturan neraca Cadangan dan RKAB perlu dipertimbangkan Kebijakan Mineral dan Batubara Nasional, yakni batu bara untuk penyediaan energi dalam negeri dan mineral untuk membangun industri dalam negri berbasis hasil hilirisasi dari usaha extraksi sumber daya alam.