Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Makin Perkasa, Rupiah Bisa Makin Lemah

Tim Riset Bloomberg Technoz
06 February 2024 07:50

Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (6/2/2024), kemungkinan masih akan melanjutkan pelemahan di tengah sentimen pasar global yang berbalik bearish pasca pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, dan rilis data ekonomi yang menunjukkan perekonomian AS masih perkasa.

Indeks dolar AS melesat naik ke level terkuat sejak November dan akan mempersempit ruang bagi valuta yang menjadi lawannya untuk melawan, termasuk rupiah. Gelombang jual di pasar global yang sudah berlangsung sejak akhir pekan lalu masih akan berlanjut karena harapan para pelaku pasar akan terjadi pivot penurunan bunga The Fed dipaksa semakin mundur hingga Juni nanti.

Yield Treasury, surat utang AS, melanjutkan kenaikan dengan kini tenor 10 tahun berada di 4,14%-4,16%. Pelaku pasar juga melepas saham terlihat dari indeks saham Wall Street yang terjebak zona merah.

Tadi malam, rilis data yang dilansir oleh Institute for Supply Management (ISM) melansir data yang mengejutkan pasar di mana indeks sektor jasa ISM Amerika pada Januari melompat ke 53,4 dari tadinya 50,6 pada Desember. Angka itu menunjukkan ekspansi semakin kuat di perekonomian dan jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan angkanya 52.

Alhasil, ekspektasi terhadap penurunan bunga acuan The Fed makin pupus karena perekonomian yang masih kuat bisa mempengaruhi inflasi dan mengimplikasikan kebutuhan pelonggaran moneter mungkin masih jauh untuk dilakukan pemegang kebijakan.