Logo Bloomberg Technoz

Selain Garam, Batu Bara Juga Dilirik Jadi Bahan Baku Baterai EV

Sultan Ibnu Affan
31 January 2024 14:30

Bongkahan batu bara./Bloomberg-Dimas Ardian
Bongkahan batu bara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di Tengah hiruk pikuk perdebatan efisiensi penggunaan lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), terdapat bahan baku lain berbasis batu bara yang juga potensial untuk dikembangkan sebagai baterai EV, yakni grafit.

Grafit sendiri merupakan sebuah mineral berbentuk alotrop karbon, yang memiliki unsur senyawa dan lapisan atom karbon yang mempengaruhi sifat kimiawi dan fisika yang cocok sebagai anoda baterai.

Baterai EV – baik LFP maupun NMC – sendiri memiliki tiga komponen sel baterai, yakni anoda, katoda dan elektrolit.

Grafit merupakan bahan yang sangat penting untuk memproduksi anoda baterai EV, yakni terminal di dalam sel isi ulang. China menyumbang sekitar 60% dari kapasitas produksi alami dan 90% dari jenis sintetis yang biasanya lebih tahan lama, mengisi daya lebih cepat, dan meningkatkan keamanan.

Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Pada Agustus tahun lalu, Negeri Panda itu juga telah kontrol ekspor pada beberapa kategori grafit, seiring dengan tren kendaraan listrik dengan mengamankan pasokan keamanan nasional dan kepentingan negara.