Logo Bloomberg Technoz

Konflik Timur Tengah & Suez Dangkal Penghambat Impor Kedelai RI

Dovana Hasiana
12 January 2024 08:40

Pekerja mempersiapkan kedelai yang akan dibuat menjadi tahu di Duren Tiga, Jakarta, Jumat (24/11/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja mempersiapkan kedelai yang akan dibuat menjadi tahu di Duren Tiga, Jakarta, Jumat (24/11/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan adanya konflik Timur Tengah menjadi penyebab dari terhambatnya impor kedelai ke Indonesia. Faktor pendangkalan Terusan Suez juga turut memengaruhi.

Dengan kedua hambatan tersebut membuat ketersediaan kontainer dan kapal terganggu. Selain itu, kapal juga harus mengambil rute memutar dan menyebabkan tambahan waktu hingga tiga minggu untuk realisasi impor kedelai. 

“Jadi kondisi tahun ini di kedelai. masalah serius adalah masalah transportasi. Saat ini sudah mulai masuk kedelai yang diimpor sudah mulai masuk, baik di Jawa Timur, Banten sudah mulai masuk, dan akan masuk lagi,” kata Bayu di kantor Bulog, Kamis (11/1/2024).

"Mudah-mudahan akan segera menormalkan kondisi pasokan kedelai menjelang Ramadhan.”

Bulog  mendapatkan penugasan untuk Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale), namun tidak memiliki aktivitas impor kedelai pada tahun lalu. Sehingga Bulog bakal melakukan impor kedelai mulai 2024.