Logo Bloomberg Technoz

ETF dan Reksa Dana Indeks, Kenali Dulu Baru Beli

Ruisa Khoiriyah
07 March 2023 13:12

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pamor reksa dana indeks dan Exchange Trade Fund (ETF) di Indonesia mungkin belum sepopuler reksa dana saham, reksa dana fixed income ataupun reksa dana pasar uang. Sebagian besar investor, terutama investor ritel pemula bahkan mungkin masih sangat asing dengan keberadaan dua instrumen investasi tersebut.

Namun, di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar global akibat sentimen bunga The Federal Reserves, duo passive fund itu bisa menjadi opsi menarik yang bisa dipertimbangkan.

Sampai akhir Januari lalu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) industri reksa dana domestik mencatat Nilai Aktiva Bersih (NAB) total sebesar Rp 512,7 triliun, naik sebesar Rp 4,52 triliun dibanding posisi akhir 2022. Dari nilai total itu, reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund) masih mendominasi dengan NAB mencapai Rp 143,33 triliun, disusul reksa dana saham (equity fund) sebesar Rp 110,63 triliun.

Adapun dua instrumen passive fund yaitu reksa dana indeks dan ETF masing-masing mencatat NAB sebesar Rp 13,36 triliun dan Rp 14,34 triliun. 

Meski nilainya masih kecil bila dibandingkan reksa dana aktif yang sudah lebih dulu dikenal oleh mayoritas investor, dua instrumen reksa dana pasif tersebut mencatat kenaikan minat dari tahun ke tahun. Sebagai perbandingan, pada 2017 lalu, NAB reksa dana indeks baru sebesar Rp 3,51 triliun sedangkan ETF baru mencatat Rp 8,07 triliun saja.