Logo Bloomberg Technoz

IHSG menjadi sedikit dari Bursa Asia yang mampu menguat. Selain IHSG, indeks lain yang finis di jalur hijau adalah PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan SETI (Thailand) yang menguat masing-masing 1,59%, 1,02%, dan 0,35%.

Dengan demikian, IHSG menjadi indeks dengan penguatan terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari PSEI, indeks saham Filipina.

Sementara itu, bursa saham Asia didominasi warna merah. Shenzhen Comp (China), Straits Times (Singapura), Kospi (Korea Selatan), Nikkei 225 (Tokyo), Shanghai Composite (China), TW Weighted Index (Taiwan), Hang Seng (Hong Kong), terpangkas masing-masing 0,84%, 0,79%, 0,78%, 0,53%, 0,43%, 0,05% dan 0,00%.

Salah satu sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini datang dari Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang mengindikasikan suku bunga acuan Federal Funds Rate akan tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, risalah menyarankan suku bunga bisa tetap pada level restriktif "Untuk beberapa waktu", sambil memberi sinyal bahwa pemotongan suku bunga acuan mungkin terjadi sebelum tutup tahun.

"Secara keseluruhan, ini adalah pembaruan hawkish dari The Fed," menurut Ian Lyngen di BMO Capital Markets. Meskipun "Nada pembaruan tampaknya diabaikan investor."

Risalah itu juga tidak menyatakan secara gamblang kapan Gubernur Jerome Powell dan kolega akan mulai menurunkan suku bunga acuan. Apalagi sejumlah peserta rapat menyebut ada risiko baru yang menghantui perekonomian Negeri Paman Sam.

“Beberapa peserta rapat menyatakan bahwa ada risiko jika permintaan tenaga kerja terus melemah. Ini bisa membuat pasar tenaga kerja berubah cepat dari perlambatan secara gradual menjadi lebih parah,” lanjut risalah itu.

Pembuat kebijakan di Bank Sentral paling berpengaruh di dunia itu menyatakan lebih tegas posisi kebijakan mereka 'Higher for Longer' setidaknya sampai ada data meyakinkan bahwa inflasi AS benar-benar telah menapaki jalur disinflasi yang menjanjikan.

Atas katalis itu, dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street kompak finish di zona merah. Indeks Nasdaq Composite jatuh 1,18%, S&P 500 melemah 0,8%, sedang Dow Jones Industrial Average (DJIA) drop 0,76%.

(fad/wdh)

No more pages