Bloomberg Technoz, Jakarta — PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola jejaring ritel Alfamidi, menghasilkan laba bersih sejumlah Rp 398 miliar pada 2022, naik 48% secara tahunan.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan bersih perusahaan tumbuh 15% secara year on year (yoy) menjadi Rp 15,62 triliun.
Pertumbuhan pendapatan bersih tersebut ditopang oleh penjualan makanan sebesar Rp 9,13 triliun. Sementara itu, penjualan makanan segar tercatat senilai Rp 2,13 triliun atau naik 17,7%. Untuk penjualan nonmakanan mencapai Rp 4,34 triliun atau tumbuh 11,5% yoy.
Wilayah Jabodetabek masih jadi titik strategis penjualan MIDI, dengan nilai total Rp 6,18 triliun. Sementara luar Jawa Rp 5,5 triliun. Wilayah Jawa non Jabodetabek mencatatkan hasil penjualan Rp 1,8 triliun.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan juga naik 14,8% yoy menjadi Rp 11,67 triliun pada 2022.
Selain itu, total aset perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 9% yoy dari Rp 6,32 triliun menjadi Rp 6,9 triliun tahun lalu. Peningkatan juga terjadi dari sisi ekuitas sebesar 19,1% menjadi Rp 1,98 triliun. Di sisi lain, liabilitas naik 5,5% menjadi Rp4,91 triliun.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) masih jadi pemegang saham pengendali Midi Utama Indonesia dengan kepemilikan modal 89,43%. Sisanya dimiliki oleh individu merangkap direksi, yaitu Rullyanto (0,42%), dan Maria Theresia Velina Yulianti (0,23%). Sedangkan publik memiliki 9,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Saham MIDI pada perdagangan Kamis (2/3/2023) berakhir pada posisi Rp 4.220, turun 10 poin (0,24%) dibandingkan harga sebelumnya. MIDI diperdagangkan sebanyak 1,4 juta saham senilai Rp 6,19 miliar.
(wep/wdh)