Logo Bloomberg Technoz

Kebijakan Uang Ketat di 2024, Ekonomi Bakal Berat

Tim Riset Bloomberg Technoz
30 November 2023 11:40

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023, Kamis (29/11/2023). (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023, Kamis (29/11/2023). (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sinyal hawkish Bank Indonesia (BI) yang berniat menahan bunga acuan tinggi di 6% dalam waktu lebih lama, di tengah daya beli masyarakat yang sudah banyak terkikis, memberi gambaran tentang 2024 yang kemungkinan lebih menantang lagi berat.

Pengetatan moneter akan berlangsung lebih lama dan melambatkan perekonomian. Daya beli masyarakat yang sudah banyak tertekan kenaikan harga pangan pokok bisa semakin tertekan. Fenomena masyarakat menguras tabungan untuk mengimbangi tekanan daya beli mungkin akan semakin banyak terlihat.

Dalam acara Pertemuan Tahunan BI (PTBI) yang dahulu dikenal sebagai Banker's Dinner yang dihelat semalam, Gubernur Perry Warjiyo menyatakan, menahan bunga di level tinggi dalam waktu lebih lama mungkin dibutuhkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali di tengah biaya pangan dan energi global yang tinggi.

"Untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 1,5%-3,5% pada tahun 2024-2025, BI Rate akan dipertahankan, dan respons selanjutnya akan disesuaikan dengan dinamika global dan domestik," kata Perry, Rabu malam (29/11/2023).

Prospek ekonomi global pada 2024 menurut BI lebih redup dengan ketidakpastian yang masih tinggi. Inflasi di negara-negara maju sudah mulai melandai akan tetapi masih berada di atas target sehingga akan menempatkan bunga acuan global di level lebih tinggi dalam waktu lebih lama, higher for longer.