Logo Bloomberg Technoz

Industri Properti Jelang Pemilu: Sudah Lesu, Bisa Semakin Lesu

Ruisa Khoiriyah
27 November 2023 15:40

Industri properti hampir selalu lesu setiap menjelang hajatan Pemilu karena para pengembang menahan diri (Dok. Bloomberg)
Industri properti hampir selalu lesu setiap menjelang hajatan Pemilu karena para pengembang menahan diri (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri properti menghadapi tantangan tidak mudah di setiap tahun politik dengan peningkatan ketidakpastian yang mendorong semua pelaku usaha memilih sikap 'wait and see', setidaknya sampai konfigurasi politik yang baru lebih jelas terpetakan pasca pemilihan umum usai digelar.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri properti sebenarnya masih berupaya bangkit dari dampak terjangan pandemi Covid-19 yang telah melantakkan perekonomian di seluruh pelosok dunia. 

Di tengah pemulihan yang masih tertatih, penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terlihat semakin membebani industri terindikasi dari penurunan nilai transaksi, penyerapan stok tersisa yang juga melambat juga berkurangnya peluncuran proyek baru, menurut riset terbaru yang dilansir oleh konsultan properti global Colliers, Senin (27/11/2023). 

"Secara historis, pasar real estate cenderung melambat sebelum pemilu, biasanya dimulai sekitar sepuluh bulan sebelum hari-H. Saat ini, kondisi penyerapan properti lesu khususnya di sektor residensial apartemen dan perkantoran komersial. Tidak diragukan lagi ini akan berdampak pada likuiditas para pengembang dan berakibat juga pada kemampuan pembiayaan [proyek baru] sehingga banyak pengembang akhirnya juga membatasi peluncuran proyek baru," kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers, dalam laporan yang dilansir hari ini.

Data historis tiga Pemilu sebelumnya memperlihatkan, ketidakpastian yang menyertai waktu-waktu menjelang Pemilu, berpengaruh langsung pada perkembangan industri properti. Pada Pemilu 2009, misalnya, pertumbuhan investasi di properti hanya tumbuh 3,3% tahun itu dibanding tahun sebelumnya yang mencatat angka 10%.